BREAKING NEWS
 

Kenali, 4 Gangguan Mental Terbanyak Pada Pria

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Kamis, 3 November 2022 12:29 WIB
Ilustrasi pria yang mengalami depresi (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Psikiater yang juga dikenal sebagai ahli stimulasi otak, dr. Santi Yuliani, MSc, Sp. KJ mengatakan, hingga saat ini, gangguan mental pada pria belum menunjukkan angka nyata. Jumlah yang terdata, jauh lebih sedikit dibanding yang tidak terdeteksi.

Sebab, masih banyak pria yang menganggap tabu, untuk mengakses sarana kesehatan mental.

Apalagi, selama ini, kaum pria kerap dilekatkan pada stigma, bahwa laki-laki harus kuat, tidak boleh menangis, tidak boleh lemah, pantang curhat, dan pantang minta tolong.

"Hal-hal inilah yang membuat laki-laki enggan mengekspresikan suasana hatinya yang sebenarnya. Dia takut dan malu datang ke psikiater. Sehingga, memilih self treatment untuk memulihkan kondisi mentalnya," ujar Santi via laman Instagramnya, Kamis (3/11).

Menurutnya, ada empat jenis gangguan mental pada pria, yang cukup mendominasi. Berikut rinciannya:

Baca juga : Relawan Anies Bakal Luncurkan Saksi Demokrasi

1. Depresi

Depresi pada pria, antara lain ditandai oleh kehilangan energi, perubahan nafsu makan, gangguan tidur (bisa berlebihan, bisa juga kurang dari durasi tidur biasanya), penurunan libido dan kemampuan ereksi, penurunan kemampuan berkonsentrasi, ketidakmampuan membuat keputusan, tidak tenang, dan merasa tidak berguna.

2. Anxiety (Kecemasan)

Adsense

Kecemasan dapat dicirikan oleh rasa khawatir atau takut berlebihan, panik, tegang, perasaan tidak nyaman, merasa selalu dalam bahaya, merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang, bicara berlebihan dan cepat, sulit fokus dan gampang teralih, takut hilang kendali, takut mati, takut gila, susah tidur, gampang kaget, dan sering mengalami sakit fisik.

3. Schizophrenia

Baca juga : Kenaikan The Fed Bikin Rupiah Tak Berdaya

Orang yang mengalami schizophrenia atau gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik dapat ditandai oleh halusinasi, waham/delusi, kekacauan dalam berpikir, dan kekacauan dalam berperilaku. Serta respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak sesuai dengan situasi.

4. Penyalahgunaan Zat

Mereka yang menyalahgunakan zat biasanya menggunakan halusinogen seperti lysergic acid diethylamide (LSD) phencyclidine;  relaksan seperti ganja; stimulan macam dextroamphetamin, kokain, methamphetamine (sabu), amphetamin, dan flakka; serta opioid seperti morfin dan heroin. 

Dapat disimpulkan, gangguan mental adalah penyakit medis, bukan penyakit moral. Sehingga, memiliki masalah mental tidak sama dengan lemah.

"Terbuka mengenai masalah mental, adalah bentuk perjuangan. Bukan kelemahan. Memiliki masalah mental, tidak meruntuhkan kelaki-lakian Anda," tutur Santi.

Baca juga : Koalisi Perubahan Jangan Layu Sebelum Berkembang

So, jangan segan berkonsultasi ke psikiater, jika Anda merasa memiliki masalah mental. Makin cepat tertangani, tentu akan semakin baik hasilnya. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense