BREAKING NEWS
 

Waspada! Mata Tiorid Ancam Penglihatan Hingga Kebutaan, Ini Gejalanya

Reporter : MERRY APRIYANI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Rabu, 8 Februari 2023 10:36 WIB
Pembahasan mata tiroid. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembahasan mata tiroid tak bisa dilepaskan dari gangguan tiroid yaitu kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid (yang terletak di leher bagian depan bawah). Baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsinya.

Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.

Karenanya, kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal, bisa menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.

Baca juga : Manfaatkan Teknologi, OJK Dorong Penguatan Peran Audit Internal

“Gejala mata tiroid kerap disepelekan karena dianggap umum, seperti mata melotot, kemerahan di bagian putih mata, mata kering atau dry eye, dan mata berair. Jika penanganan tidak tepat, penderita terancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatan hingga kebutaan,” ujar Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center Alia Arianti, Selasa (7/2).

Menurut data yang diungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eduward Thendiono pengidap gangguan tiroid mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Di Eropa, prevalensinya berkisar 0‒8 persen, sementara di Amerika Serikat antara 1‒3 persen, dan di Asia Tenggara mencapai lebih dari 25 persen.

Adsense

Bahkan, saat ini diperkirakan sekitar 27 persen dari keseluruhan pasien kelainan tiroid di dunia berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diprediksi, Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di Asia Tenggara (kisaran 17 juta jiwa atau 6,5 persen dari jumlah total secara global).

Baca juga : Wiranto: Paguyuban Jawa Tengah Wujud Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Gangguan tiroid menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes melitus di Tanah Air. Di JEC sendiri, sepanjang 2022 telah menangani 96 kasus mata tiroid.

“Lebih dari 40 persen penderita gangguan tiroid mengalami komplikasi pada mata - yang acap disebut penyakit mata tiroid," tutur Alia.

Proptosis atau eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat. Satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata.

Baca juga : Waspada, Hamilton Diyakini Bakal Bangkit

Kalangan yang memiliki faktor risiko mata tiroid lebih tinggi, antara lain perempuan, perokok, usia lanjut, kontrol hormon tiroid yang buruk, pasca tindakan radioactive iodine. Serta adanya komorbiditas seperti diabetes melitus, adanya stresor, serta durasi hipertiroid yang lama.

"Penanganan mata tiroid mesti dilakukan secara menyeluruh karena kaitan eratnya dengan penyakit tiroid yang berdampak pada metabolisme tubuh. Artinya, penanganan terhadap pasien mata tiroid harus terintegrasi dengan disiplin medis lainnya," tambah Direktur Utama RS Mata JEC @ Menteng Referano Agustiawan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense