BREAKING NEWS
 

Manfaatkan Bulan Ramadhan Untuk Puasa Medsos

Reporter : AHMAD LATHIF ROSYIDI
Editor : OKTAVIAN SURYA DEWANGGA
Sabtu, 1 April 2023 21:45 WIB
Foto: Kementerian Kominfo.

RM.id  Rakyat Merdeka - Besarnya penggunaan media sosial membuat sejumlah orang mengampanyekan Gerakan Detox Media Dosial. Detox sendiri berasal dari kata detoksifikasi yang berarti membuang racun.

Sementara detox media sosial, berarti memilih untuk berhenti dalam waktu tertentu dalam aktivitas bermedia sosial. Di bulan suci Ramadhan, pengguna media sosial diharapkan tetap mawas diri dan bijaksana dalam bermedia sosial.

Karena itu, ‘puasa media sosial’ ini menjadi penting untuk diperbincangkan lebih jauh.

Dengan kondisi tersebut, Kominfo Bersama GNLD Siberkreasi mengadakan kegiatan Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) Ngabuburit dengan tema “Detox Media Sosial di Bulan Ramadhan, perlukah?”.

Founder Muslimmilenial Romzi Ahmad menjelaskan hukum agama mewajibkan untuk berinteraksi antar manusia dengan cara yang baik. Ia mengatakan, standar moral interaksi baik di ruang digital maupun di ruang nyata pada dasarnya sama.

Baca juga : Ramaikan Suasana Ramadhan, Relawan Puan Qosidahan Bareng Warga Bandung Barat

“Menahan diri atau menahan jempol untuk tidak mengeluarkan komentar-komentar negatif,” begitu pesan Romzi kepada pengguna media sosial di bulan suci ini.

Karena batasan di ruang digital semakin kabur, maka anjuran untuk menahan diri agar menjalin hubungan baik dengan pengguna media sosial lainnya semakin relevan.

Terkait toleransi antar perbedaan, Romzi menyatakan tolerasi bukanlah sikap mengabaikan orang lain. Namun, toleransi berarti sikap berani menerima perbedaan yang merupakan bagian dari hukum alam atau sunnatullah.

Romzi menjelaskan ada sejumlah alasan orang-orang memilih puasa media sosial, dari mulai menghilangkan distraksi hingga menjaga diri dari konten negatif.

Adsense

Tetapi, ada pula orang yang memilih lebih aktif media sosial dengan berhubungan dengan momen bulan Ramadhan.

Baca juga : SDG Gelar Kreasi Santri Di Ponpes Al-Aqsha

Sebagai content creator, Adrian Qalbi yang seorang komika dari Majelis Lucu Indonesia mengatakan pilihan untuk melakukan detox media sosial sebaiknya tidak perlu diperlihatkan.

Sikap tersebut justru bertolakbelakang dengan tujuan untuk mendapatkan kesehatan mental yang lebih baik. Ia mengatakan media sosial rawan dijadikan ruang mencari validasi.

Karena itu, tindakan tersebut dapat diatasi dengan detoks media sosial. Berhubungan dengan itu, dr. Dhea Mangun dari Portkesmas (Portal Kesehatan Masyarakat) menyatakan media sosial dapat jadi penyebaran informasi kesehatan.

Dr. Dhea menyarankan kolaborasi bersama influencer kesehatan agar penyebaran informasi menjadi jauh lebih luas.

“Kita kolaborasi dengan influencernya ya tenaga kesehatan yang kredibel,“ jelasnya.

Baca juga : Kemenkumham Selenggarakan Mudik Bareng Untuk Pegawainya

Ia mengutip studi dari Kemenkes menyatakan tenaga kesehatan merupakan pihak yang paling dipercaya oleh masyarakat dalam menyampaikan informasi kesehatan.

Kemudian, penggunaan aplikasi berisi informasi kesehatan juga dapat jadi referensi yang dapat dipromosikan pula. Selain itu, masyarakat dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga kesehatan di daerahnya.

Portkesmas sendiri mengupayakan untuk menyediakan akses informasi yang kredibel. Dhea mengambil contoh informasi kesehatan dari Portkesmas berbentuk linktree pada s.id/sehatyuk.

Untuk bisa terus mendapatkan informasi ter-up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial Literasi Digital Kominfo. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense