BREAKING NEWS
 

Kisahnya Dibukukan

Doni Monardo, Jenderal Bintang 3 Peduli Lingkungan

Reporter & Editor :
MELLANI EKA MAHAYANA
Selasa, 13 Oktober 2020 22:59 WIB
Doni Monardo punya semboyan: kita jaga alam, alam jaga kita. (Foto IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ia perwira tinggi TNI. Tak banyak orang tahu sisi unik dari Doni Monardo. Jenderal bintang tiga ini dikenal sebagai sosok peduli lingkungan.

Cintanya pada sebatang pohon. Ia peduli kepada hutan sampai sumber-sumber air bersih yang dihasilkan dari hutan tersebut. Tak heran, publik mengenal Doni sebagai tokoh di belakang layar berbagai aktivitas menjaga alam.

Saat menjadi Pangdam III/Siliwangi Doni pun terlibat dalam program penanaman pohon, membersihkan sampah, mengatasi pencemaran dan menghijaukan dua sisi aliran Sungai Citarum.

Bahkan hingga kini, saat dia ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi orang nomor satu di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dia tak bosan-bosan mengulang pernyataan “kita jaga alam, alam jaga kita”.

Jangan heran, jika melakukan kunjungan kerja ke daerah dimana dia dulu pernah bertugas, salah satu agendanya dipastikan dipakainya untuk melihat pohon-pohon yang pernah dia tanam.

Baca juga : Masyarakat Happy, Doni Monardo Resmikan RS Covid-19 Di Biak

Pada awal April 2019, Doni sebagai Kepala BNPB, melaksanakan kunjungan kerja ke Ambon. Di sana, ia menyempatkan diri ke Stadion Raja Mandala Remaja Ambon dan ke Batalyon Raider 733/Masariku.

Sebelumnya, pada 2015-2017, dia pernah menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura tahun 2015-2017. “Jaga batalyon ini, biarkan tetap hijau,” katanya kepada Komandan Batalyon Mayor Inf. Nyarman saat itu.

Masih banyak cerita-cerita lain Doni yang lain yang dibukukan dan diceritakan ulang oleh Egy Massadiah. Sebagai staf yang terus mendampingai Doni, Egy selalu merekam setiap cerita dan kejadian.

Egy seorang jurnalis senior ini, kemudian menceritakan kembali semua kejadian menarik dari kacamata jurnalistik. Tulisan bergaya feature ini pun terasa enteng namun tetap berisi. Ada dua buku mengenai Sang Jenderal.

Adsense

Buku pertama berjudul Secangkir Kopi Pahit di Bawah Pohon [Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam] dan Sepiring Sukun di Pinggir Kali [Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam]. Dua buku itu diluncurkan bersamaan dengan HUT ke-75 RI.

Baca juga : Tak Hanya Kucurkan Bantuan Saprodi, Kementan Bekali Petani dengan Bimtek Ramah Lingkungan

Dalam pengantarnya, M. Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 pun memberikan testimoni kepada Doni yang dia kenal.

“Kecintaan Doni terhadap alam dapat kita lihat dari upayanya menggalakkan penanaman pohon. Kepedulian Doni terhadap lingkungan tentu cocok dengan jabatan yang diembannya saat ini sebagai Kepala BNPB. Karena dengan posisi tersebut Doni banyak bersentuhan dengan alam,” sebut JK dalam kata-kata pembukanya, seperti dilansir Mongabay.id.

Dalam banyak pertemuan Doni selalu mengingatkan, bahwa bencana yang datang dan banyak merenggut korban serta kerusakan alam umumnya berawal dari ulah manusia sendiri.

Soal pemanasan global, mantan Danjen Kopassus ini mengemukakan istilah “Gosong”. “Saya menyebut (pemanasan global ini) dengan istilah G-O-S-O-N-G. Artinya global warming bukan omong kosong!” ungkapnya.

Pandangan ini bisa dibaca di halaman 85: “Mau Pindah ke Planet Lain?” Doni juga percaya bahwa manusia, alih-alih alam lah, yang menjadi akar masalah kebakaran hutan dan lahan. Setidaknya itu dapat dibaca saat kunjungan kerjanya ke Bengkalis, Riau.

Baca juga : Saat Dinyatakan Positif Covid-19, Joy Tobing Nangis Minta Perlindungan Tuhan

Egy menulis pernyataan Doni saat dia menyerap aspirasi warga dan para kepala desa. “99 persen kebakaran hutan dan lahan disebabkan perbuatan manusia, 1 persen faktor alam,” katanya.

“Masyarakat dibayar untuk membakar. Siapa yang membayar, aparat penegak hukum harus mengusut dan menindak.” Kesenjangan sosial, faktor kemiskinan menjadi pendorong warga mau dibayar untuk merusak.

Solusinya adalah menggairahkan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat didorong memiliki kegiatan ekonomi di lahan mereka sehingga memberikan pendapatan memadai.

Doni menyadari jumlah manusia yang peduli lingkungan jauh lebih sedikit dibanding yang tidak peduli, maka teriakan “jaga lingkungan” harus lantang ia sampaikan dan berulang-ulang. Ini semacam zikir yang tak boleh berhenti. 

Ia tidak tiba-tiba muncul dari menara gading, tetapi dari hasil berinteraksi dan mendengar dari seluruh lapisan masyarakat. Seperti pernyataan Lau Tze (570 SM) yang dia kutip “Temuilah rakyatmu, hiduplah bersama mereka, mulai dari apa yang ada.”[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense