BREAKING NEWS
 

Semangka Organik Pesisir Selatan Untungkan Petani

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : UJANG SUNDA
Kamis, 30 Mei 2019 17:51 WIB
Areal lahan budidaya semangka di Nagari Kapujang, Kampung Parit Rantang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi Desa Pertanian Organik (DPO) bidang hortikultura yang berkembang pesat. Pada 2019, Direktorat Jenderal Hortikultura memperluas lokasi dari 20 DPO menjadi 24 DPO. Nagari Kapujan, Kampung Parit Rantang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu lokasi pengembangan dengan Kelompok Tani Bayang Bungo sebagai pengelola. 

"Kami telah lama menerapakan budi daya ramah lingkungan pada area seluas 12 hektare. Lebih dari 1 hektare dikelola dengan sistem budidaya organik," ucap Akmal, ketua kelompok.

Akmal beserta 20 petani lain membudidayakan semangka yang ditanam secara monokultur. Pola tanamnya atur secara bergilir dengan padi organik. "Dari luas pertanaman 1 hektare, kami memanen semangka organik 2,8 ton per musim tanam dengan rata-rata berat mencapai 3 kilogram per buah," papar Akmal.

Baca juga : Anies Ganti Istilah Operasi Yustisi dengan Pelayanan Kependudukan

Dengan produksi ini, lanjut Akmal, para petani semakin bersemangat menerapkan sistem budidaya organik pada komoditas lainnya. "Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit (LPHP) Bandarbuat," jelas Akmal. 

Adsense

Kelompok tani ini berencana mendaftarkan diri ke Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) untuk sertifikati lahan yang dikelola. “Kami menargetkan tahun ini akan mendaftarkan ke Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) untuk sertifikat organik lahan. Ini menjadi tekad terkuat kami," tegas Akmal.

Selain mendapatkan fasilitas bantuan sarana DPO bidang hortikultura, kelompok tani ini juga mendapatkan bantuan Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada 2018.  "Bantuan UPPO tersebut berupa 10 ekor sapi, rumah kompos dan motor roda 3 yanga dapat memenuhi kebutuhan bahan pupuk organik," ujar Fungsional POPT, Rita Warduna saat berkunjung.

Baca juga : Mulan Jameela Pamer Perayaan Ulang Tahun Ahmad Dhani

Para petani menyampaikan, bertanam secara organik lebih menguntungkan dibanding konvensional karena biaya usaha tani lebih rendah. Selain itu rasa buah jauh lebih manis, renyah serta tahan lama. 

"Betul sekali. Petani sangat antusias dalam menerapkan pertanian organik. Banyak kelebihan bertanam organik," ujar Petugas Pengamat Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Bayang, Mardius.

Shinta Ramadhani, Kasi Kelembagaan OPT Direkorat Perlindungan Hortikultura menghimbau agar petani meningkatkan kemampuan dalam menerapkan budidaya organik. "Terus kembangkan budidaya organik karena sumber daya alam sangat mendukung, terutama ketersedian Mikroorganisme Local (MOL)," ujarnya.

Baca juga : Menkeu Minta BPJS Kesehatan Tekan Defisit

Shinta turut mengajak Kelompok Tani Bayang Bungo berpartisipasi pada Jambore Organik 2019 dengan menampilkan produk semangka, beras organik serta demonstrasi pemanfaatan MOL dalam membuat pestisda nabati. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense