Sebelumnya
Bangun Kolaborasi
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta terus membangun sinergi dengan berbagai pihak dalam menghadapi isu pengelolaan lingkungan hidup, melalui forum Kolaborasi Sosial Skala Besar (KSBB) Lingkungan Hidup. Dengan forum ini diharapkan terjalin kerja sama antara lembaga Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun rencana dan aksi nyata demi menciptakan pengelolaan lingkungan hidup Jakarta yang lebih baik pada 2024-2025.
Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, aksi nyata tersebut akan terus berlanjut untuk membuka jejaring yang lebih luas dan memberi gambaran besar terkait potensi sinergi yang dapat dilakukan untuk pengelolaan lingkungan kota.
Contohnya, kampanye publik udara bersih untuk Jakarta, pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian menuju Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni itu diadakan di sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Baca juga : Si Ayam Jantan Siap Panaskan Mesin Gol
“Kampanye ini bertujuan memperkuat pemahaman masyarakat terkait isu polusi udara melalui penggunaan alat peraga yang edukatif dan interaktif,” ungkapnya.
Kegiatan itu, lanjut Asep, sudah dilaksanakan di RPTRA Gabus Pucung, Rusun Marunda, Jakarta Utara dan RPTRA Pandawa, Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Di dua lokasi tersebut, kegiatan diikuti lebih dari 100 peserta yang merupakan warga sekitar.
Hasil dari kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat berperan sebagai agent of change di dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya dalam mewujudkan udara bersih menuju Jakarta sebagai Global City.
Wakil Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia Handayani mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian strategi tanggap darurat mengantisipasi potensi penurunan kualitas udara pada musim kemarau.
Baca juga : Minionswati Jinakkan Andalan Gajah Perang
Dwi mengungkapkan, berdasar studi persepsi tatap muka yang dilakukan pihaknya kepada 400 responden di sepuluh titik puskesmas tingkat kecamatan, pada Desember 2023, diketahui bahwa warga sudah sadar dan mengetahui sumber-sumber penyebab polusi udara.
Namun, tingkat persetujuan menurun ketika ditanya mengenai tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi.
“Artinya, tantangan dari promosi edukasi adalah mendorong masyarakat agar terjadi perubahan perilaku secara berkelompok,” katanya.
Dwi mengatakan, pengendalian polusi udara memiliki banyak dimensi. Karena itu, penanganan persoalan di hulu terhadap sumber emisi harus selaras dengan penanganan di hilir.
Baca juga : Amrik Pede Bisa Bikin Saudi-Israel Temenan
“Ketika kualitas udara menurun, masyarakat didorong menggunakan transportasi umum dan melakukan uji emisi kendaraan pribadi,” tegasnya.
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu, 5 Juni 2024 dengan judul Perbanyak Transportasi Hijau Deh, Diguyur Hujan, Polusi Di Jakarta Tetap Jelek
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.