BREAKING NEWS
 

Ini Penjelasan Prof. Tjandra Soal Pembatasan Vaksin Janssen Di AS

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Minggu, 8 Mei 2022 21:01 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama angkat bicara soal langkah Food and Drug Administration atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)-nya Amerika Serikat (AS), yang mengumumkan pembatasan penggunaan vaksin Covid-19 merek Janssen, dari produsen Johnson & Johnson.

AS kini hanya memberikan vaksin tersebut, kepada orang yang dengan berbagai alasan tertentu, tidak bisa menerima vaksin Covid-19 yang lain.

Baca juga : Usia Wanita Jerman Pertama Kali Melahirkan Makin Tua

Dasar pembatasan ini adalah ditemukannya risiko thrombosis with trombocytopenia syndrome (TTS).

Adsense

"Ini adalah suatu keadaan yang jarang, tetapi dapat mengancam jiwa. Karena muncul bekuan darah, yang dikombinasikan dengan rendahnya kadar platelet darah," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (8/5).

Baca juga : Ini 7 Tips Jalani Lebaran Sehat Ala Prof. Tjandra, Salah Satunya, Makan Jangan Balas Dendam

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini menjelaskan, kejadian TTS pasca vaksinasi Janssen ini terbilang amat jarang. Sekitar 3,23 per sejuta dosis suntikan vaksin.

Gejala umumnya timbul antara 1-2 minggu sesudah vaksinasi.

Baca juga : Puteri Ajak Perempuan Maksimalkan Dana Desa

"FDA Amerika Serikat memang selalu melakukan monitoring amat ketat terhadap vaksin bagi warganya, melalui sistem surveilans aktif dan pasif bersama, dengan berbagai badan kesehatan di negara itu," pungkas Prof. Tjandra. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense