RM.id Rakyat Merdeka - Indonesia sebentar lagi akan menghapus status pandemi Covid-19 dengan mengubahnya menjadi endemi.
Dengan berakhirnya status tersebut, masyarakat diharapkan tetap melanjutkan kebiasaan penerapan protokol kesehatan serta pola hidup bersih dan sehat.
Pakar mikrobiologi klinik Amin Soebandrio menjelaskan, akhir pandemi Covid-19 bukan berarti kasus penularan sudah selesai. Bahkan ketika status pandemi nanti dicabut, transmisi tetap terjadi. Bahkan, berpotensi melahirkan varian baru.
“Kalau ditanya kemunculan varian baru tentu masih dimungkinkan, karena mutasi itu berjalan terus,” ujar Amin menjawab pertanyaan Rakyat Merdeka saat diskusi virtual, kemarin.
Baca juga : Duta Damai Papua Harus Mampu Ciptakan Perdamaian Dan Persatuan
Namun demikian, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Soalnya, varian baru yang nanti muncul kemungkinan besar tidak sekuat awal pertama kali muncul.
Pakar mikrobiologi Universitas Indonesia ini mengibaratkan suatu genom virus seperti lapangan yang besar lalu dibagi-bagi dalam kotak-kotak 100 dikali 100.
“Nah, misalnya mutasi terjadi secara acak di kotak-kotak yang ada, maka semakin banyak kotaknya semakin kecil ukurannya. Begitu juga dengan mutasi virus yang semakin banyak akan semakin kecil kekuatannya,” papar dia.
Apalagi jika sudah banyak masyarakat yang telah menerima vaksin, maka kesempatan virus menemukan lokasi untuk bermutasi akan bertambah kecil pula.
Baca juga : Bamsoet Temani Diplomasi Jalan Pagi Airlangga-Puan
Dari berbagai laporan, pihaknya menyimpulkan, dari sekian banyak mutasi itu, sekitar 30-40 persen justru menyebabkan virusnya tambah lemah bukan tambah kuat.
Sekitar 30 persen menyebabkan virusnya mati, kemudian sekitar 20 persen lagi mutasi yang terjadi tidak menyebabkan perubahan apapun.
“Ada sekitar 4-5 persen saja dari klasifikasi itu yang kemudian membuat si virus menjadi lebih kuat terhadap tekanan lingkungan,” tutur Amin.
Jadi, 4 sampai 5 persen itu dari mutasi yang terjadi kalau mutasinya semakin sempit kesempatannya, maka yang 4 sampai 5 persen itu semakin kecil.
Baca juga : Prokes Longgar, Penyakit Yang Tak Biasa Mengintai
“Harapan kita, si virus mengikuti pola sehingga tidak ada mekanisme lain seperti rekombinasi,” ucapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.