BREAKING NEWS
 

Soal Infrastruktur

Kang Emil Minta Maaf

Reporter : NUR ROCHMANNUDIN
Editor : UJANG SUNDA
Selasa, 25 Oktober 2022 06:50 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Buntut kritikan pedasnya terhadap proyek infrastruktur yang sepi, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil diserang kanan kiri di dunia nyata dan dunia maya, selama akhir pekan kemarin. Biar nggak makin panjang, Kang Emil, begitu dia disapa, memilih mengalah dengan meminta maaf.

Dalam diskusi di Fablab Correctio Jababeka, Cikarang, Jumat (21/10), Emil menyentil pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang yang sepi penumpang karena salah dalam perencanaan. LRT tersebut hanya menjadi fasilitas pendukung Asian Games 2018.

Baca juga : Kang Emil Ngomongnya Pedas

Saat proyek itu masih dikerjaan, Emil mengaku telah mengkritik pembangunan LRT karena belum dibutuhkan untuk masyarakat di sana. Namun, opininya kalah dengan kepentingan politik untuk menyukseskan event Asian Games yang amat kuat. “Sekarang apa yang terjadi? Nggak ada penumpangnya, itu Rp 9 triliun,” sesalnya.

Kritikan Emil berlanjut ke proyek mercusuar Presiden Jokowi tentang Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim. Kata Emil, IKN terancam sepi apabila pemerintah tidak bisa menarik populasi masuk ke dalam kota. Artinya, percuma kalau hanya mengandalkan pegawai pemerintahan sebagai populasi utamanya.

Baca juga : Ganjar Manut Ke Mega

Pernyataan Emil ini langsung jadi trending di Twitter. Banyak yang menyerang Emil. Namun, banyak juga yang membelanya.

Nggak mau keributan ini makin panjang, kemarin Emil meminta maaf kepada warga Palembang jika diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi kasus transportasi itu, dianggap kurang berkenan. Kata dia, media tidak menayangkan secara utuh penjelasannya, sehingga terjadi salah paham.

Adsense

Baca juga : Krakatau Sarana Infrastruktur Luncurin Digital Control Tower

Diakui Emil, diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis, membahas plus minus pembangunan Indonesia dari zaman dulu sampai sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media. Hanya saja, sebagai mantan dosen, Emil biasanya memberi contoh studi kasus.

“Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sebagai pemimpin daerah. Sehingga, ada kritikan ‘urus aja atuh Jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain’. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada,” aku Emil.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense