BREAKING NEWS
 

Dana Desa Kini Bisa Dipakai Untuk Bangun Perpustakaan

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Senin, 5 April 2021 21:10 WIB
Seminar Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (5/4). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Percepatan pengembangan tingkat kegemaran membaca dan indeks literasi masyarakat Indonesia terus dilakukan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Sinergi dan kolaborasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan berbagai pihak merupakan kata kunci guna meraih tujuan tersebut.

Salah satu sinergi yang dilakukan adalah dengan menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Permendesa PDTT Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. “Regulasi ini menjadi pedoman bagi kepala desa di dalam menentukan program pengembangan perpustakaan, pendirian perpustakaan, dan pengelolaan perpustakaan dengan didanai Dana Desa,” jelas Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (5/4).

Yang tidak kalah penting adalah berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Permendagri Nomor 64 tahun 2020 tentang Penyusunan Pedoman APBD 2021 untuk pengembangan perpustakaan, pembudayaan kegemaran membaca, serta pelestarian dan pengembangan warisan dokumenter bangsa. Deni menjelaskan, sejak 2019, aspek pemerataan kualitas layanan perpustakaan Perpusnas melalui pemberian bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik perpustakaan untuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota berupa pembangunan gedung, perluasan, renovasi gedung, perabot, TIK, dan koleksi. 

Baca juga : Dilema Kota (Yang) Membentuk Manusia

Hingga 2021, ada dua kabupaten di Kalbar yakni Kabupaten Sanggau dan Sambas yang menerima bantuan pembangunan gedung. "Kami terus menunggu usulan dari teman-teman, baik di Kalbar maupun di seluruh Indonesia, untuk mengusulkan pembangunan fisik perpustakaan,” jelasnya.

Perpusnas juga mendukung pengembangan perpustakaan di Singkawang. Hal ini diwujudkan melalui jalinan nota kesepahaman antara Perpusnas dengan Pemerintah Kota Singkawang, STIH Singkawang, dan STKIP Singkawang.

Adsense

Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan, literasi berperan penting dalam indeks pembangunan manusia (IPM). Salah satu indikatornya adalah pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang identik dengan literasi. Dia menegaskan, orang yang menguasai literasi bisa menguasai berbagai ilmu dengan cepat dan bisa meningkatkan pemahaman tentang keilmuan.

Baca juga : Polri Instruksikan Perketat Penjagaan Jelang Paskah

Untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat di Kalbar, khususnya kaum muda, dia mendorong perpustakaan daerah agar membeli koleksi buku best seller dengan kertas yang deluxe. “Kalau buku-buku yang dibeli itu kertasnya kertas koran, ya tak menarik untuk dibaca. Kalau di kantor-kantor beli buku itu, cetakannya yang putih sehingga dia tahan lama,” ungkapnya.

Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menjelaskan peningkatan minat baca mesti diawali dari Dinas Pendidikan. Dia berharap dewan guru mewajibkan siswa sekolah dasar untuk membaca. Jika dilaksanakan sejak kelas 1 SD, dia menambahkan, siswa akan mengingat pada jenjang pendidikan selanjutnya. "Kita harapkan kepada para dewan guru mengharuskan anak membaca dan apalagi anak kelas 1, 2, 3, itu disiplin membaca. Dan kemudian kita boleh besok memberi PR untuk mereka membaca, kemudian kita tanyakan kembali,” ujarnya.

Pada awal Februari, Perpusnas memberikan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling untuk Kota Singkawang. Selain itu, Perpusnas juga memberikan pojok baca digital (Pocadi). Tjhai Chui Mie berharap bantuan ini dibarengi dengan tingkat minat baca. Apalagi saat ini sudah ada program Gerobak Pintar dan perpustakaan digital, iSingkawang Hebat di kota tersebut.

Baca juga : Ngeri, Mabes Polri Diserang Teroris Berpakaian Perempuan

Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot mendorong kementerian dan lembaga yang menjadi mitra kerjanya, termasuk Perpusnas, agar menjadi penggerak utama dalam meningkatkan indeks literasi. Menurutnya, yang paling penting dalam hal tersebut adalah memotivasi dan menumbuhkan minat baca sejak dini, bukan hanya memberikan bantuan koleksi buku dan memperbanyak sarana prasarana. 

Dia menyayangkan anggaran Perpusnas yang dinilai terlalu kecil, yakni sekitar Rp 600 miliar dengan cakupan luas dan berperan signifikan terhadap peningkatan indeks literasi masyarakat Indonesia. Dia mengungkapkan, gerakan literasi nasional melibatkan tiga unsur yakni gerakan literasi sekolah, gerakan literasi keluarga, dan gerakan literasi masyarakat.

Penggiat literasi Aria Djalil berharap mahasiswa dilibatkan dalam upaya peningkatan kegemaran membaca masyarakat. Perguruan tinggi diminta agar mengerahkan mahasiswa menjadi fasilitator baca. “Mereka nanti piket di kelas, di jalan, di bandara, di mal, di tempat-tempat umum. Mereka berkunjung ke sekolah membacakan kepada adik-adiknya tentang buku, mereka datang ke rumah tangga untuk membantu membaca sambil ibu-ibunya belanja karena anaknya bisa diajak membaca,” pungkasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense