BREAKING NEWS
 

Sindiran Orang Golkar

Menteri Enggar Kok Hobi Rendahkan Petani Lokal

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : UJANG SUNDA
Senin, 14 Januari 2019 11:36 WIB
Anggota Fraksi Golkar DPR, Firman Soebagyo. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Fraksi Golkar DPR Firman Soebagyo jengkel betul dengan pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal petani garam. Dia pun menuding Enggar sebagai menteri yang hobi merendahkan petani lokal.

Pernyataan Enggar yang dimaksud Firman diucapkan Kamis lalu. Saat itu, Enggar menjelaskan alasan mengapa Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin impor garam. Kata dia, kualitas garam petani lokal tidak memenuhi persyaratan industri.

“Coba nanti kalau berhenti di Cirebon, lihat bagaimana garam rakyat diolah. Anda akan lihat, itu (garam) dibersihkan isinya busa semua. Lebih dari dua sampai tiga kali dibersihkan juga masih berbusa. Bayangkan, kalau busa itu dimasukkan ke jarum infus, mati kita. Dimakan aja enggak sehat,” ucapnya, waktu itu.

Baca juga : Menteri Sofyan Perintahkan Pemda Percepat Perda RTR

Kata Firman, pernyataan Enggar ini telah merendahkan hasil kerja petani lokal. Pernyataan tersebut tidak pantas diucapkan seorang menteri. “Pernyataan Menteri Perdagangan akhir-akhir ini menunjukkan sikap bukan negarawan. Pernyataannya justru membunuh karakter petani dan industri dalam negeri,” sentilnya.

Sebagai anak petani, Firman amat tersinggung dengan pernyataan Enggar itu. Apalagi, pernyataan Enggar tersebut bukan yang pertama. Sebelum ini, Enggar telah merendahkan petani tebu dan pabrik gula lokal. “Beberapa waktu lalu membuat pernyataan kontroversial yang sama. Kata dia, gula lokal kalau dipakai untuk membuat jenang dodol, dodolnya jamuran. Saya kira ini pernyataan yang menyesatkan,” ucap Firman, jengkel.

Adsense

Dia mengakui, kualitas garam dan gula lokal belum sempurna. Namun, bukan berarti harus dihina. Yang perlu dilakukan pejabat adalah meningkatkan kualitas dan meningkatkan produksi. Bukan malah menghina kemudian melakukan impor besar-besaran.

Baca juga : Ditinggikan Jokowi, Direndahkan Prabowo

“Saya sangat kecewa terhadap pernyataan Menteri Enggar. Itu pernyataan yang hanya mau bicara untung dan rugi. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dia hanya mencari pembenaran agar impor komoditi tersebut dihalalkan. Mafia-mafia imporakan diuntungkan dan menari di atas kesengsaraan rakyat,” ucanya.

Tak Ada Demo Pertani Cabe
Di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Champion Cabe Tunov Mondro Atmodjo memastikan, tidak ada aksi besar-besaran para petani seperti yang ramai dibicarakan di media sosial. Yang ada, beberapa petani sedikit kecewa dengan rendahnya harga cabe saat ini.

“Informasi lapangan yang saya terima, itu bukan demo. Hanya insiden, yaitu petani saking kecewanya menyebar kantong cabe. Setelah itu, dipungut kembali kemudian bubar. Jadi, jangan dibesar-besarkan. Lagian, bukan sifat petani membuang-buang pangan di jalan. Itu pamali. Kejadian itu jangan dibuat heboh atau dibesar-besarkan, apalagi dipolitisir,” pinta Tunov.

Baca juga : PDIP: Menteri Amran Berhasil Terjemahkan Keinginan Jokowi

Saat ini, kata dia, produksi cabe dalam negeri sedang melimpah. Banyak sentra panen cabe secara berbarengan. Alhasil, harga menjadi anjlok. “Ini fenomena lazim yang terjadi bagi sentra yang belum menerapkan pola tanam dan pengendalian tata niaga. Harga bisa turun di petani bila tidak ada aturan pola dan gilir tanam,” tuturnya.

Untuk menghindari panen bentrok seperti ini, dia mengajak para petani bergabung dalam pembinaan Champion Cabe. Di organisasinya, akan diatur manajemen tanam. Penanaman akan dilakukan bergiliran untuk masing-masing sentra. Dengan begitu, produksi akan stabil. Tidak terjadi penumpukan, tidak juga kelangkaan. Alhasil, harganya juga akan stabil. Tidak akan anjlok dan tidak akan melambung tinggi. Petani dan konsumen akan sama-sama senang.

“Insyaallah fluktuasi harga cabe dapat direduksi. Kita sebagai petani jangan berperilaku latah, saat harga mahal ramai-ramai menanam tanpa mengukur kemampuan pasar. Nanti giliran panen, harga jeblok. Saran saya, sebelum tanam koordinasi dulu dengan petugas dinas setempat,” ucap petani muda asal Magelang itu. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense