BREAKING NEWS
 

Terapkan Protokol Kesehatan, Gus Jazil Minta Kemenag Turun Tangan Bantu Pesantren

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Minggu, 21 Juni 2020 10:13 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meminta Kementerian Agama (Kemenag) tak hanya mengeluarkan aturan protokol kesehatan di lingkungan pesantren. Tetapi juga turun tangan membantu pesantren untuk menerapkannya.

"Tak semua protokol kesehatan bisa diserahkan kepada pengasuh atau pengelola pesantren. Dari 14 poin protokol kesehatan, ada beberapa yang menyulitkan," ujar Gus Jazil kepada wartawan di Jakarta.

Dicontohkannya, ketentuan pesantren harus menyediakan ruang isolasi yang terpisah dengan kegiatan belajar. Gus Jazil menilai, itu bukanlah perkara yang mudah untuk dipenuhi.

Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu juga mengeluhkan tentang kewajiban pesantren menyediakan makanan gizi seimbang yang dimasak sampai matang, dan disajikan oleh penjamah makanan (juru masak dan penyaji) dengan menggunakan sarung tangan dan masker. Menurutnya aturan ini memberatkan pengasuh pesantren.

Baca juga : Bamsoet: Taat Protokol Kesehatan Jadi Jalan Keluar dari Resesi

Gus Jazil bilang, tidak semua pesantren menyediakan makanan buat santri.  “Banyak pesantren, santrinya masak sendiri," ujarnya.

“Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, jangan hanya mendorong pesantren mengikuti protokol kesehatan. Imbauan saja tidak cukup,” lanjutnya.

Namun begitu, Gus Jazil mengapresiaasi upaya Kemenag yang membuat aturan protokol kesehatan di pesantren. Menurutnya, aturan itu adalah bentuk perhatian pemerintah kepada lembaga pendidikan agama di Indonesia. “Saya bersyukur ada perhatian kepada pesantren,” tuturnya. 

Adsense

Namun, Gus Jazil juga berharap, pemerintah optimal mengatasi kesulitan yang dialami pesantren dalam menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga : Warga DKI Seperti Disuruh Tarung Sendiri Lawan Corona

Pemerintah diminta menghitung bantuan biaya untuk masker, rapid test, hand sanitizer maupun sarana penunjang lainnya.

"Kalau biaya itu ditanggung oleh pemerintah, maka pesantren bisa fokus dalam proses belajar mengajar. Tidak lagi memikirkan bagaimana mendapatkan dana untuk menyediakan sarana pencegahan Covid-19," katanya.

Bantuan tersebut diperlukan, agar pesantren tak melulu memungut iuran dari wali santri. Karena akan memberatkan wali santri. Bila sudah tak ada lagi masalah dalam hal fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan, maka pesantren bisa fokus mengejar ketertinggalan proses belajar mengajar, yang selama ini terganggu akibat pandemi Covid-19.

"Perlu ada kerja sama antar kementerian dan lembaga untuk membantu pesantren menjalankan protokol kesehatan. Memang memberatkan, kalau hanya dilakukan oleh Kementerian Agama. Tidak akan bisa kalau dilakukan oleh satu kementerian,” tandas Gus Jazil.

Baca juga : Menaker Apresiasi Penerapan Protokol Kesehatan Di Pabrik Danone Yogyakarta

Dalam waktu dekat, ia akan meminta Kementerian Agama mengunjungi pesantren untuk melihat, mensimulasi, dan mendengar keluhan dari pengasuh pesantren dan santrinya.

“Jujur saya katakan, selama ini Kementerian Agama lamban dan kurang perhatian ke pesantren,” ungkapnya. [QAR]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense