BREAKING NEWS
 

Dianggap Cuma Tes Ombak

Gagasan Poros Partai Islam Kurang Greget

Reporter : FAQIH MUBAROK
Editor : UJANG SUNDA
Minggu, 19 Desember 2021 08:25 WIB
Poros Partai Islam/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengaku belum tertarik membahas gagasan itu, karena masih fokus konsolidasi internal. Selain itu, partai pimpinan Zulkifli Hasan itu juga sedang membantu masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. Namun begitu, PAN terbuka berdialog dengan semua partai. 

“Komunikasi dengan semua partai politik masih berjalan dengan sangat baik. Tapi kami nggak ingin terkesan eksklusif,” tandasnya.

Baca juga : MPO Di Daerah Jadi Ujung Tombak Pemenangan Partai Golkar Di 2024

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, poros Islam yang tengah diwacanakan PKB dengan mengajak PPP, PAN dan partai di luar kelompok besar, sekadar penjajakan. “Poros Islam ini masih mentah dan belum mengkristal,” kata Karyono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Karyono, poros ini bukan barang baru. Satu-satunya yang pernah terjadi adalah pada Pemilu 1999 yang disebut dengan Poros Tengah. Tentu saja, kondisi, nuansa sosial dan peta politiknya amat berbeda dan memungkinkannya lahir. Namun, pada Pemilu setelahnya, wacana PKB hanya gimmick. Beberapa kali PKB melontarkan wacana ini, namun tak pernah terbentuk. Pada akhirnya, PKB hanya menjadi pengusung calon presiden dari poros besar yang ada. Alias cuma ikut numpang di koalisi pemerintahan. 

Baca juga : Jokowi Ingin Kelembagaan Food Estate Di Jateng Diperkuat

Karyono menilai, soal manuver mengusung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya target tertinggi. Dia menduga, target sebenarnya adalah tetap di pemerintahan koalisi yang menang. “Lalu, apakah dalam Pilpres 2024 PKB sukses membangun poros ketiga dan menjadi Capres atau Cawapres? Tergantung peta politik dua tahun terakhir ini,” ujarnya.

Dalam perhitungannya, pertarungan bisa menjadi tiga atau lebih poros pada Pemilu 2024, termasuk poros Islam. Pertama, tentu jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan pembatalan presidential threshold 20 persen. Meski presidential threshold 20 persen berlaku, skenario tiga poros juga masih bisa terjadi. Yakni poros rezim, poros kontra rezim, dan poros ketiga yang diinisiasi PKB. Untuk poros ketiga ini, syarat berikutnya adalah adanya sosok yang elektabilitasnya tinggi sebagai capres. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense