RM.id Rakyat Merdeka - DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus melakukan persiapan jelang Muktamar. Salah satunya, merampungkan struktur kepanitian. Tapi, ada beberapa pihak yang mempermasalahkan susunan kepanitiaan Muktamar. Sehingga terjadi pro-kontra.
Melihat kondisi tersebut, politisi muda PPP, Usni Hasanuddin mengatakan, wajar ada pihak yang kurang puas terhadap nama-nama yang masuk susunan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC).
Baca juga : Malaysia: Krisis Politik Di Tengah Pandemi Hingga Pembungkaman Media
Padahal, pembentukan kepanitiaan Muktamar sudah berdasarkan Surat Keputusan (SK) DPP PPP tertanggal 10 Oktober 2020 dan ditandatangani Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa dan Sekjen Arsul Sani.
“Itu hal biasa. Karena lazimnya setiap keputusan tidak dapat memuaskan semua pihak. Hanya memang nuansa politisnya sangat terlihat dari komposisi kepanitiaan,” ungkap Usni Hasanuddin melalui keterangan tertulis, kemarin.
Baca juga : Cegah Penjajahan Digital, Pakar: OTT Perlu Diatur UU Penyiaran
Terlepas dari itu, lanjutnya, komposisi harus bisa memuaskan semua pihak terkait dengan hasil Muktamarnya, terutama komposisi yang ada di dalam SC.
“Sebagai kader, saya memberikan catatan yang harus diperhatikan, terutama SC yang harus melalukan inovasi-inovasi program kerja. Sebab, inovasi sangat diperlukan untuk menjawab tantangan PPP ke depan. Tidak bisa hanya rutinitas program itu,” ujarnya.
Baca juga : Kalau Setiap Keluarga Disiplin Protokol Kesehatan, Pandemi Bisa Cepat Kelar
Masih kata Usni, selain program, mekanisme dalam menentukan siapa Ketua Umum juga harus menjadi perhatian secara khusus. Menurutnya, tidak bisa PPP melepas identitas keislaman dan menghindari sistem demokrasi.
Elaborasi dari dua sistem itu baik Islam dan demokrasinya melalui mekanisme formatur. “Pemilihan ketua umum melalui formatur yang dipilih oleh peserta akan mencerminkan dua nilai sekaligus, yaitu demokrasi dan musyawarah di formatur,” tandasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.