Sebelumnya
Bagaimana Demokrat? Kata dia, Demokrat tentu tahu diri. Dengan modal suara nasional 7,7 persen dan perolehan kursi DPR sebesar 9,7 persen, partainya tak punya banyak pilihan. Untuk mengusung capres, Demokrat harus berkoalisi. Jika berkoalisi dengan hanya dua partai, Demokrat hanya bisa dengan PDIP, Gerindra, dan Golkar. Dengan yang lain, minimal harus tiga partai. Tentu daya tawar politiknya lebih sulit lagi. “Tapi, inilah tantangannya. Itulah seninya dalam politik,” ujarnya.
Lalu, bagaimana soal capres? Ia menyatakan, sudah menemui para ketua umum parpol dan banyak gubernur. Dalam pertemuan itu, ada yang terbuka dan diliput media, ada juga yang tertutup. Secara umum, AHY bilang, pertemuan dengan para gubernur itu berlangsung hangat dan cair. Tapi semuanya masih dalam tahap pendekatan. Masih sama-sama membangun chemistry, melihat visi dan misi. Melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meski begitu, kata dia, peluang masih sangat terbuka dengan semua pihak.
Lalu mau dikawinkan dengan siapa? Soal pilpres, idealnya, kata dia, seperti orang mau kawin. Dilandasi suka sama suka. Namun, dalam politik kadang tidak seperti itu. Jarang pasangan karena suka sama suka. Apalagi dengan sistem multi partai.
Baca juga : Hanya Sabar, Yang Bisa Rakyat Lakukan
“Kadang, akhirnya dipaksa kawin. Jadi sangat kompleks,” ungkapnya.
Dari tokoh yang sudah ditemui, siapa yang paling dapat chemistry-nya? AHY bilang masih terlalu prematur bicara saat ini. Orang yang ditemuinya adalah orang-orang hebat dan pintar, punya pengalaman dan peluang. Jodoh kadang datangnya tidak disangka-sangka.
“Mungkin bukan cinta pada pandangan pertama. Jangan-jangan ada satu momentum yang membuat kita klik atau nyambung. Kita menunggu momentum itu,” katanya.
Baca juga : Parpol Tak Siap Cetak Kader, Yang Nongol Itu Lagi Itu Lagi
Hikmah Kudeta Moeldoko
Selain soal capres, AHY bicara banyak soal kudeta Partai Demokrat yang digalang eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.
AHY mengulang cerita dari awal drama kudeta itu muncul, sampai kudeta itu berakhir dengan kegagalan total. Ceritanya hampir semua sudah diceritakan AHY dan sudah tayang di berbagai media, baik cetak, elektronik maupun online.
Baca juga : Apapun Lembaganya, Juaranya Lu Lagi, Lu Lagi
Satu hal yang belum diungkap ke publik terkait reaksi SBY saat pertama kali AHY menyampaikan laporan adanya gerakan kudeta. AHY mengira SBY akan langsung marah besar. Tapi, dugaannya salah besar.
“Pak SBY begitu tenang,” ungkap AHY. “Kalau kamu bisa melalui ini, ini peluang besar untuk kamu,” itu kalimat yang diingat AHY. Itu pesan yang penuh makna yang disampaikan seorang ayah, seorang pemimpin yang 10 tahun menakhodai kapal bernama Indonesia ini.
Apakah peluang besar itu akan segera diraih AHY karena kudeta yang datang itu bisa diatasi? Kita tunggu saja. Yang pasti, kata AHY, saat ini hikmah pasca kudeta ini, benar-benar sedang dipanen Demokrat. Demokrat semakin solid. Dari puncak sampai akar. Simpati rakyat ke Demokrat juga begitu tinggi. Dari Sabang sampai Merauke. “Sangat tinggi sekali,” ucap AHY sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.