Sebelumnya
Edy mencontohkan, selama kepemimpinannya di Sumut, tidak satu pun anggota keluarganya kebagian jatah jabatan.
Gubernur Petahana ini mengatakan, selama lima tahun menjadi gubernur, tidak ada anak dan menantunya yang di-endorse untuk posisi jabatan publik.
“Saya punya menantu, anak. Kalau bisa anak saya sudah dijadikan DPR, habis itu jadi bupati, jadi gubernur, memangnya negaranya (punya) nenek saya. Tak ada begitu!” tegasnya.
Baca juga : Proyek Tol Trans Sumatera Mesti Segera Dituntaskan
Edy lantas mencontohkan kepemimpinan Umar bin Khattab sahabat Nabi Muhammad SAW, yang tegas menolak anaknya menjadi pejabat, meski terpilih oleh tim penilai sebagai sosok yang layak mendapat jabatan karena memiliki kompetensi yang mumpuni.
“Kamu coret nama itu. Itu kata Umar bin Khatab. Walaupun sepandai apapun dia, apa kata orang nanti itu,” ucap Edy.
Selain itu, Edy juga tidak setuju seorang gubernur menjadikan anaknya sebagai gubernur. Menurut dia, praktik tersebut merupakan praktik membangun dinasti kekuasaan.
Baca juga : Parkir Liar Bertahun-tahun Nggak Tersentuh Aparatur
“Kalau masih diterapkan seperti itu, wallahu a’lam. Saya tak setuju itu,” tegas mantan Pangdam I Bukit Barisan ini.
Edy menegaskan, alasannya maju kembali dalam pertarungan Pilgub Sumut 2024 bukan karena haus kekuasaan, tapi menolak pemimpin hasil platform nepotisme.
“Saya tidak mau saudara-saudara saya, anak saya, cucu saya, dipimpin oleh platform nepotisme,” pungkasnya.
Baca juga : Tim Matador Trengginas
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin, 10 Juni 2024 dengan judul Timang Dua Nama Untuk Pilgub Sumut, PDIP Dorong Nikson Dan Edy Ke Jakarta
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.