Dark/Light Mode

Prof Tjipta Lesmana: Kendalikan Impor, Genjot Ekspor

Selasa, 27 Agustus 2019 21:00 WIB
Tjipta Lesmana (Foto: Istimewa)
Tjipta Lesmana (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ketahanan pangan, Prof Tjipta Lesmana mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang terus mengendalikan impor dan menggenjot ekspor komoditas pangan. Tak ayal, pertanian menjadi sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Bappenas dan dirilis beberapa hari yang lalu terbukti bahwa penerapan teknologi pertanian dengan belanja alat mesin, perbaikan saluran irigasi tersier, penyediaan benih tanaman, bibit ternak dan pupuk oleh Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi pedesaan. 

Studi kasus yang dilakukan Bappenas terkait alokasi anggaran belanja 2016-2017 menunjukkan belanja modal mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar Rp 39,1 triliun; belanja barang sebesar Rp 31,8 triliun; sedang belanja pegawai Rp 7,5 triliun. 

Baca juga : TNI Polri Terus Kendalikan Keamanan di Manokwari

Belanja barang pada periode tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen. Sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen. Anggaran yang sudah dikeluarkan oleh Kementan memiliki peran terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Setiap peningkatan 1 persen belanja alsintan, terjadi peningkatan subsektor pertanian, peternakan dan jasa pertanian di daerah sebesar 0,13 persen. 

“Indikator keberhasilan dapat kita lihat pada peningkatan ekspor komoditas pertanian menurut data BPS. Tahun 2018 ekspor komoditas pertanian melonjak tajam menjadi 42,5 juta ton," terang Tjipta di Jakarta, Selasa (27/8/).

Ia menjelaskan, rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton. Untuk 2019 besar kemungkinan angka ekspor tersebut akan meningkat lagi, karena fokus pada ekspor komoditas pertanian yang dilakukan oleh Kementan. 

Baca juga : Parpol Belum Maksimal Lakukan Pendidikan Politik

"Yang tidak kalah hebat, terjadinya penurunan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan menjadi 1,26 persen pada 2017 dari sebelumnya 11,71 persen pada 2013. Peringkat ketahanan pangan Indonesia, berdasarkan Global Food Security Index juga terus membaik ke peringkat 65 dari 113 negara,” pinta Tjipta.

Di sisi lain, Tjipta menilai tidak ada masalah jika Indonesia masih melakukan impor pada beberapa komoditas pertanian meski sukses di bidang pertanian. Menurutnya, hal itu wajar-wajar saja karena ekspor dan impor pangan sesungguhnya hal yang biasa dan terjadi pada hampir semua negara, termasuk RRT, salah satu 'negara raksasa pertanian'.

"Yang penting pemerintah kita konsisten menggenjot ekspor, disamping mengendalikan impor komoditas pertanian secara ketat. Jangan sampai Indonesia gampang menyerah pada tekanan para mafia untuk terus mengimpor komoditas pertanian strategis yang kerap terjadi di masa lalu!," tegasnya. "Disamping menguras devisa negara, praktek semacam ini tentu akan melemahkan ketahanan bangsa kita," lanjutnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.