Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

100 Dokter Gugur, Yang Tertular Corona Terus Bertambah

Emanuel Melkiades Laka Lena: Dokter Perlu Perlindungan yang Lebih Baik

Kamis, 3 September 2020 16:29 WIB
Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR (mengenakan kain tenun di leher). [Foto: Isitimewa]
Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR (mengenakan kain tenun di leher). [Foto: Isitimewa]

RM.id  Rakyat Merdeka - Hampir enam bulan setelah kasus Covid-19 pertama di Indonesia, penularan virus ini terus terjadi. Penderita Corona terus bertambah.

Berdasarkan data pemerintah pada Selasa (1/9/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 88 pasien meninggal dalam 24 jam terakhir itu. Dengan demikian, total pasien meninggal akibat Covid-19 Selasa itu 7.505 orang.

Data yang sama juga menunjukkan penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 2.775 orang. Penambahan tersebut, membuat pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia mencapai 177.571 orang pada hari itu, sejak kasus perdana diumumkan pada 2 Maret atau enam bulan lalu.

Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19, bertambah sebanyak 2.098 orang. Mereka dinyatakan sembuh setelah mendapatkan hasil dua kali negatif dalam pemeriksaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR). Total pasien yang sembuh dari Covid-19 mencapai 128.057 orang hingga siang itu.

Korban yang meninggal ini, tidak hanya dari masyarakat. Ada juga tenaga kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, 100 dokter wafat akibat Covid-19, sejak pandemi terjadi di Indonesia.

IDI juga mengajak masyarakat berdoa untuk keselamatan, kekuatan dan kesehatan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. "Semoga," ujar Humas IDI Halik Malik dalam keterangan tertulisnya.

Lantas, bagaimana pandangan DPR mengenai masalah ini? Apa penyebab banyaknya dokter yang wafat itu? Berikut penuturan Emanuel Melkiades Laka Lena, Wakil Ketua Komisi IX DPR:

Baca juga : Korban Terus Bertambah, MUI Imbau Umat Islam Laksanakan Shalat Ghaib

Bagaimana pandangan Anda soal gugurnya 100 dokter akibat Covid-19?

Secara pribadi dan sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR, saya mengucapkan bela sungkawa terhadap tenaga kesehatan (nakes), dokter, perawat, dan tenaga pendukung lainnya yang terlibat penanganan Covid 19.

Hikmah apa yang bisa kita tarik dari peristiwa duka ini?

Situasi ini menunjukkan perlu pelindungan yang lebih baik, agar dokter, perawat, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung lainnya yang menangani Covid-19, bisa menjalankan tugas secara aman.

Apa harapan Anda?

Meski ada situasi ini, saya harap para dokter, perawat, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung lainnya bisa tetap fokus menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin, dan patuh saat berkegiatan di luar rumah. Bagi yang positif, silakan menjalani isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit.

Saya harap, tenaga kesehatan, dokter, perawat termasuk tenaga pendukung penanganan Covid-19 terlindungi dengan alat pelindung diri yang aman.

Baca juga : Erick Puji Langkah Cepat Telkom Dalam Perlindungan Keselamatan Kerja

Kenapa ya, banyak dokter wafat karena Corona?

Karena, mereka punya beban tugas yang besar. Mereka harus mengurus pasien Covid-19 sambil mengurus manajemen dan administrasi. Pasien mereka banyak sekali. Makanya, mereka ini harus dibantu. Berbagai kondisi itulah, menurut saya, membuat mereka banyak yang tertular. Saya kira, itu lebih karena akumulasi.

Apakah karena kurang perhatian dari Pemerintah?

Penyebab setiap kasus itu berbeda-beda. Tapi, saya kira perhatian dari pemerintah sudah diberikan. Perhatian dari Pemerintah Pusat dan Daerah sudah ada. Perhatian dari masyarakat juga tinggi.

Masalahnya, sebagian itu kan juga urusannya rumah sakit. Tentang pembagian kerja, itu bukan wewenang pemerintah, tetapi rumah sakit. APD (alat pelindung diri) yang ngasih rumah sakit. Jangan kita taruh semua ke pemerintah.

Teknis protokol kesehatan di rumah sakit itu, bukan wewenang pemerintah. Rumah sakit yang mengontrol. Selain itu, kesadaran masing-masing. Jangan semuanya diserahkan ke pemerintah. Pemerintah itu ngurus macam-macam.

Lantas, apa masukan Anda agar situasi ini tidak terulang?

Baca juga : Bobby Rizaldi: Perlu Kerja Sama TNI-Polri

Saya hanya bisa mendorong agar protokol kesehatannya lebih ketat. Karena, para dokter dan tenaga kesehatan ini, berhadapan dengan orang yang tidak fit. Misalnya, jadwal kerja mereka dibuat lebih longgar. Dokter yang menangani Covid-19 itu karena beban kerjanya tinggi, maka regulasi kerjanya juga harus dibuat lebih baik.

APD harusnya dikasih yang bagus betul. Mereka juga harus diberi gizi yang baik, sehingga kesehatan tubuhnya bisa di atas rata-rata. Yang menangani Covid-19 ini juga harus rutin dicek, bila perlu seminggu dua kali. Biar kita tahu, apakah dia punya penyakit lain yang bisa membahayakan. Dia punya diabetes-kah, punya penyakit jantung-kah. Sehingga, begitu masuk pertempuran Covid-19, dia dalam keadaan prima.

Kenapa perlu pengecekan rutin?

Karena, kita juga banyak menemukan ada korban meninggal karena penyakit penyerta. Ada yang karena akumulasi dua penyakit dan sebagainya. Intinya, yang tadi itu semua diperbaiki, sehingga menjadi ideal.

Apakah ada masukan untuk pihak rumah sakit?

Masukannya sama, pihak rumah sakit juga harus memperbaiki semuanya. Perbaiki manajemen pelayanan Covid-19, distribusi kerjanya dan sebagainya. [NDA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.