Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

REI Minta Insentif PPN Sektor Properti Diperpanjang

Rabu, 17 November 2021 11:44 WIB
Ilustrasi perumahan. (Foto: ist)
Ilustrasi perumahan. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Untuk mendukung penyaluran kredit di sektor properti, ia berharap agar Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2022 yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat segera terealisasi. Penyertaan modal ini tentu akan memperkuat perseroan dalam berkontribusi mendorong perekonomian Indonesia. 

"Saat ini BTN bisa menyalurkan 250 sampai 300 ribu KPR dalam setahun. Jumlah tersebut tentunya bisa meningkat dengan penambahan modal dari pemerintah," kata Hirwandi.

Penambahan modal tersebut tentunya sambung dia,  menjadi tambahan kekuatan bagi BTN, untuk meningkatkan penyaluran KPR Subsidi maupun Non-Subsidi, Syariah maupun konvensional.

Baca juga : Prabowo Di Atas Angin

Hirwandi mengatakan, sektor properti memiliki multiplier effect yang cukup besar bagi industri lainnya. Ia menyebut ada 175 sub-sektor industri yang bisa digerakkan dari aktivitas di sektor properti. Untuk itu, penambahan modal pada BTN akan berdampak pada sektor properti yang nantinya akan mendorong pemulihan ekonomi. 

“Dengan penambahan permodalan, kemampuan BTN dalam penyaluran kredit akan jauh lebih baik lagi dan lebih besar lagi dan tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, meski saat ini sektor properti mencatatkan tren pertumbuhan positif, namun para pengembang diminta untuk jangan lengah. Karena, ada sejumlah tantangan yang akan terjadi di tahun 2022, salah satunya insentif PPN perumahan yang akan habis pada akhir 2021. 

Baca juga : Sandiaga Uno Ajak Insinyur Majukan Sektor Parekraf

“Kalau penghapusan PPN ini selesai di Desember 2021, itu artinya properti di awal tahun itu akan naik dengan PPN 10 persen Tren pengembang pun akan menaikan harga, bukan semata karena PPN-nya, tapi karena melihat secara psikologis akan naik,” ujar Ali.

Padahal, menurutnya, kebijakan tersebut berdampak positif bagi penjualan rumah ready stock. Hal ini tercermin dari peningkatan sebesar 661,0 persen selama kuartal I-2021. Beberapa pengembang yang memiliki rumah ready stock juga mengalami peningkatan penjualan.

Selain itu, lanjut Ali, ada juga isu tax amnesty yang masih menjadi pro kontra. Karena, melihat periode tax amnesty di 2016 lalu, tidak telalu berdampak signifikan dalam mendongkrak penjualan properti secara keseluruhan. 

Baca juga : Nakes Dimanjain, Nggak Apa-apa...

"Yang kami lihat, kemudian kami bilang properti jangan lengah. Di tahun 2021, ternyata peningkatan rumah segmen menengah ke atas itu menurut kami terlalu tinggi, bukan yang normal. Jadi unit-unitnya kecil, tapi secara nilai tinggi. Ketika ini terjadi kemudian kebijakan penghapusan PNN yang ditiadakan, ini membuat pasar secara psikologis melemah, mungkin di akhir 2022,” katanya.

Ketika pasar melemah, harusnya pengembang kembali menggarap segmen bawah hingga menengah. Yang dikhawatirkan, sambung Ali, jika pengembang tetap menggarap segmen menengah ke atas, namun akselerasi ekonomi dan daya beli masyarakat belum mencapai ke sana. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.