Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menkeu Dan Gubernur BI Waspadai Inflasi Global

Sri Mul: AS Injak Rem, Dunia Ikut Terguncang

Sabtu, 20 November 2021 06:40 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Kick Off Sosialisasi UU HPP, Jumat (19/11). (Foto: Dok. Kementerian Keuangan).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Kick Off Sosialisasi UU HPP, Jumat (19/11). (Foto: Dok. Kementerian Keuangan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai inflasi Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain di dunia terhadap Indonesia. Pasalnya, lonjakan inflasi negeri Paman Sam sudah melampaui batas yang dipatok bank Sentral negara tersebut.

“Di Amerika Serikat sekarang sedang menghadapi inflasi di atas 6 persen. Ini inflasi tertinggi dalam 30 tahun terakhir,” ujar Sri Mulyani dalam Kick Off So­sialisasi Undang-Undang Har­monisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), kemarin.

Sri Mulyani memperkira­kan, kondisi ini bisa membuat Bank Sentral AS mengeluar­kan kebijakan fiskal yang bisa mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Baca juga : Kiai Ma’ruf: Herd Immunity Tercapai Pertengahan 2022

“Mereka pasti dipaksa meng­injak rem. Kalau Amerika ngerem, seluruh dunia ikut tergun­cang,” kata dia.

Menurut Eks Direktur Pelak­sana Bank Dunia ini, peningkatn inflasi hingga di atas 6 persen di AS akan membuat negara tersebut melakukan pengetatan moneter hingga tahun depan.

Selain itu, tingginya inflasi di Amerika juga akan memicu terjadinya tapering off atau pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral.

Baca juga : Sukses Gelar Vaksinasi Tahap 1, FKPPI Ajak Kadernya Aktif Perangi Covid-19

“Apalagi secara historis kenaikan inflasi ini bisa menimbulkan gun­cangan pada arus modal asing ke negara berkembang dan nilai tukar mata uang,” ujar Sri Mulyani.

Bukan hanya perekonomian AS, Sri Mulyani juga menyoroti perekonomian di Eropa. Misalnya saja Jerman, saat ini mengalami kenaikan inflasi karena gangguan pasokan (supply disruption).

Selain itu, China juga sedang mengalami pelemahan karena Covid-19 varian Delta, serta mahalnya ongkos produksi se­jumlah barang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.