Dark/Light Mode

Beroperasi Tanpa Masinis Agustus 2022

KAI Siapkan 123 Train Attendant Untuk 27 Rangkaian LRT Jabodebek

Selasa, 23 November 2021 09:51 WIB
Sebelum bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi. (Foto: Humas KAI)
Sebelum bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi. (Foto: Humas KAI)

RM.id  Rakyat Merdeka - LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022, akan menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi (CBTC : Communication Base Train Control) dengan Grade of Automation (GoA) tingkat 3.

Dalam sistem ini, kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis.

 

 

Terkait hal tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek kini tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal. Demi memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.

Baca juga : KAI Siapin Operasional Proyek LRT Jabodebek

“Meski beroperasi tanpa masinis, nantinya akan ada petugas pada setiap rangkaian LRT Jabodebek. Yaitu 1 orang Train Attendant dan 1 orang Security,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, Selasa (23/11).

Train Attendant bertugas memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Train Attendant selalu mobile di dalam kereta, dan tidak menjalankan sarananya dalam operasi normal.

Sebab, pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) / Backup OCC secara terpusat.

“Pada saat terjadi gangguan, Train Attendant bertugas mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” terang Joni.

Baca juga : Beroperasi Tahun Depan, Ini Daftar 18 Stasiun LRT Jabodebek

Saat ini, KAI sedang menyiapkan 123 orang Train Attendant, untuk ditempatkan di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan).

Berbeda dengan masinis, petugas Train Attendant juga harus mampu berbahasa Inggris. Karena selama perjalanan, Train Attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.  

Untuk menjamin kualitas Train Attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas Train Attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.

Sesuai Peraturan Menteri tersebut, Train Attendant  harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Sebelum dapat bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi.

Baca juga : Pemerintah Siapkan Rp 1,3 Triliun Untuk Musnahkan Limbah Medis Covid-19

Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, Train Attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

“Melalui persiapan yang matang, para petugas LRT Jabodebek diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan, untuk merasakan transportasi perkeretaapian urban yang paling maju di kawasan Ibu Kota,” tutup Joni. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.