Dark/Light Mode

Tekan Harga Tiket, PHRl Dukung Jokowi Undang Maskapai Asing

Jumat, 31 Mei 2019 19:28 WIB
Ilustrasi maskapai asing. (Foto: net)
Ilustrasi maskapai asing. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mendukung langkah Presiden Jokowi yang akan menerapkan sistem open sky dengan mengundang maskapai asing. Dengan begitu, tarif pesawat akan semakin bersaing.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menduga, tingginya harga tiket disebabkan kurangnya persaingan maskapai di Indonesia. Dirinya pun pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk membuka kerja sama dengan maskapai asing agar melebarkan ekspansi ke Indonesia.

“Kami pernah mengusulkan ke pemerintah agar membuka pintu masuk regional airline ke Indonesia untuk menambah rute domestik. Bisa saja itu Jetstar, AirAsia dan lainnya. Jadi ini tentu saja kabar yang sangat menggembirakan," ujar Hariyadi, Jumat (31/5).

Baca juga : Harga Tiket Pesawat di Aplikasi Online Melangit, Kemenhub Minta Maskapai Tegur Mitra Penjual

Hariyadi mengatakan, hingga saat ini harga tiket pesawat masih terlalu mahal. Menurutnya, mahalnya tiket ini mempengaruhi pelaku usaha, terutama untuk jasa travel dan penginapan.

"Dengan tingginya harga tiket pesawat ini sudah tentu ada pengaruhnya buat industri perhotelan. Yang jelas menyebabkan okupansinya turun," kata Hariyadi.

Pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini mengatakan, dengan hanya dua raja maskapai penerbangan di Indonesia, kurang ada persaingan yang sehat. Dia juga mengeluhkan turunnya angka keterisian kamar setelah harga tiket pesawat naik.

Baca juga : Pujian Habibie Ke Jokowi: Ujung Tombak Generasi Penerus

Menurutnya, kondisi pasar duopoli memunculkan kerentanan persaingan harga yang tidak sehat dalam suatu industri. Sebab, ketika pemain A melakukan kenaikan harga, maka pemain B tidak serta merta akan mempertahankan harga.

"Justru, pemain B bisa saja melakukan kenaikan harga juga, meski tidak setinggi pemain A. Hal ini lantaran pemain B melihat ada peluang untuk tetap mendapat keuntungan dalam persaingan yang pasarnya dikuasai oleh dua pemain saja. Masyarakat tidak ada pilihan," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui pemerintah telah berupaya menurunkan harga tiket pesawat. Langkah yang telah ditempuh seperti menurunkan Tarif Batas Atas (TBA) dan menaikkan Tarif Batas Bawah (TBB). Kemudian, harga avtur juga telah diturunkan karena dinilai berkontribusi hampir 40 persen terhadap total biaya yang ditanggung maskapai penerbangan.

Baca juga : KPK: Mobil Dinas Jangan Dipakai Mudik

"Tarif Batas Bawah dan harga avtur kan sudah diturunkan, hanya tidak kembali ke harga semula. Memang harga tiket pesawat masih belum kembali ke titik normal. Mungkin kompetisinya kurang banyak," ujar Presiden Jokowi.

Untuk diketahui, industri penerbangan tanah air saat ini dikuasai oleh 2 pemain besar, yakni Lion Air Group (Lion Air, Batik Air dan Wings Air) dan Garuda Indonesia Group (Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, dan Nam Air). Terbatasnya pemain di industri berdampak pada penentuan harga tiket pesawat yang kurang kompetitif.

"Kita akan perbanyak kompetisi ini, sehingga mereka (maskapai) akan semakin efisien. Saya kira di dalam negeri sendiri kalau ada kompetisi kan bagus," kata Presiden Jokowi. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.