Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kurangi Plastik, Kemenperin Dorong Penggunaan Kemasan Ramah Lingkungan

Sabtu, 27 November 2021 19:06 WIB
Webinar Foopak dengan tema “Is your business ready for the new wave of sustainable packaging trend?”, Sabtu (27/11). (Foto: ist)
Webinar Foopak dengan tema “Is your business ready for the new wave of sustainable packaging trend?”, Sabtu (27/11). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemakaian plastik kerap menimbulkan masalah lantaran menjadi sampah yang sulit terurai dan cenderung tak ramah lingkungan. Salah satu penyumbang utama sampah plastik adalah kemasan, termasuk pula kemasan makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.

Berdasarkan data University of California, Santa Barbara, yang menjadi referensi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), produksi plastik dari sektor kemasan secara global mencapai 161 juta ton.

Sementara merujuk pada catatan Indonesia Packaging Federation pada tahun 2020, penggunaan material kemasan di Tanah Air mayonritas didominasi plastik, sebesar 44 persen. Sisanya, sebesar 28 persen menggunakan paperboard dan 14 persen menggunakan kemasan plastik rigid/kaku.

Banyaknya sampah plastik di Indonesia juga tercermin dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di mana produksi sampah plastik mencapai hingga 5,4 juta ton per tahun. Lagi-lagi, makanan dan minuman menempati urutan atas untuk penggunaan kantong plastik. Karena itu, pemerintah melalui Kemenperin terus mendorong pelaku industri makanan dan minuman untuk mulai menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.

Baca juga : Kemenperin Kebut Pembangunan Kawasan Industri Halal

Analis Kebijakan Ahli Utama Ditjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, pemerintah mengimbau untuk meminimalisir penggunaan plastik. “Sampah kemasan [plastik] banyak sekali dan sulit hancur. Kami sangat aware dengan kemasan makanan dan minuman,” katanya saat acara Webinar Foopak dengan tema “Is your business ready for the new wave of sustainable packaging trend?”, Sabtu (27/11).

Fokus Kemenperin tersebut juga memerhatikan bahwa 38 persen industri kecil menengah (IKM) bergerak di sektor pengolahan makanan. Jika dilihat dari evolusi kemasan, kata dia, kemasan awalnya menggunakan bahan baku dari sumber daya alam. Kemudian berkembang ke plastik yang lebih fleksibel, namun ternyata menimbulkan masalah untuk lingkungan.

Bahkan, Gati menilai, penerapan sampah plastik yang didaur ulang akan sulit untuk dijadikan kemasan produk makanan karena harus menerapkan aspek higienitas dan food grade. “Oleh karena itu untuk produk makanan kami mendorong kemasan yang ramah lingkungan,” katanya.

Dia memaparkan, terdapat gerakan green living yang mendorong kemasan suatu produk dapat digunakan kembali. Dengan cara di-recycle dan reuse.

Baca juga : Kemenperin Gali Kerja Sama Industri Mamin RI-Taiwan

Sebagai produsen kertas untuk makanan dan minuman, Foopak mendukung penggunaan kemasan yang ramah lingkungan.

Product Manager Foopak, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, Benny Chiadarma mengatakan, menempuh perjalanan panjang untuk menghasilkan kertas kemasan yang teruji ramah lingkungan yaitu Foopak Bio Natura.

Dia mengemukakan Foopak membutuhkan dua tahun untuk riset bahan yang digunakan, tiga tahun untuk menyempurnakan teknik produksi. “Dan kami bangga menjadi produsen pertama di Indonesia dan dunia yang mengembangkan teknik coating untuk kertas bahan baku packaging makanan dan minuman,” katanya.

Dia menjelaskan Foopak Bio Natura juga menggunakan teknologi nano untuk menghasilkan kertas yang tahan air dan minyak. Kini, selain Anomali Coffee, kertas Foopak Bio Natura pun telah dipakai perusahaan makanan dan minuman lainnya.

Baca juga : Kunker Menag Buahkan Hasil, Kerinduan Ke Tanah Suci Bakal Terobati

Tak hanya di Indonesia, melainkan pula perusahaan makanan dan minuman negara lain, seperti gelas es krim untuk perusahaan di Amerika Serikat. “Sudah banyak pemilik merek makanan dan minuman besar di dunia yang gunakan kemasan ramah lingkungan, karena kita tahu bahayanya kemasan yang tidak ramah lingkungan, seperti plastik,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.