Dark/Light Mode

Indonesia Bisa Masuk 5 Besar Ekonomi Dunia Di Tahun 2045, Yuk Intip Syaratnya

Selasa, 30 November 2021 13:51 WIB
Ilustrasi kenaikan Produk Domestik Brutto (GDP) (Foto: Net)
Ilustrasi kenaikan Produk Domestik Brutto (GDP) (Foto: Net)

 Sebelumnya 
Berdasarkan data United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), Indonesia akan memasuki periode aging-population pada tahun 2038. Penduduk berusia 65 tahun ke-atas menjadi bagian besar dari populasi.

Sebelum biaya demografi menjadi besar, perekonomian Indonesia diharapkan sudah menjadi perekonomian negara maju dan siap menanggung beban demografi tersebut.

Sektor keuangan memiliki peran sangat fundamental untuk mendukung ambisi besar pemerintah, dan menghadapi tantangan demografi ini.

Jika kita mengacu pada pengalaman dari beberapa negara yang telah mencapai PDB per kapita antara 20-50 ribu dolar AS (Exhibit 1), rata-rata penetrasi sektor keuangan mereka mencapai sekitar 460 persen dari PDB.

Tahun 2020, total aset sektor keuangan Indonesia ada di sekitar angka 115 persen dari PDB. Relatif kecil untuk ekonomi negara G-20. Bahkan, lebih rendah dari banyak sektor keuangan negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (410 persen dari PDB) dan Brazil (245 persen dari PDB).

Selain faktor size (persem total aset dari PDB), fitur utama dari sektor keuangan adalah kestabilannya dalam menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan, dalam mendukung kegiatan perekonomian.

Baca juga : Wapres Minta Rakyat Melek Ekonomi Dan Keuangan Syariah

Meskipun sektor perbankan tetap dominan di negara-negara maju seperti yang ditunjukkan pada Exhibit 1, sektor keuangan di luar perbankan juga mengalami pertumbuhan aset yang pesat.

Berbeda dengan dominasi sektor perbankan yang sangat menonjol di Indonesia, sektor keuangan non-perbankan di negara maju telah tumbuh menjadi sumber pendanaan yang kuat. Bahkan, lebih besar dari sektor perbankan.

Pada saat bank terus memainkan peran khusus dalam sistem keuangan, lembaga keuangan non-bank seperti sektor asuransi, dana pensiun, dan pasar modal tidak hanya memfasilitasi perbankan untuk memperhitungkan risiko investasi dan lainnya. Tetapi juga menyediakan fasilitas untuk hedging (lindung nilai).

Selanjutnya, jika dilihat lebih dalam, sektor asuransi telah menjadi investor yang cukup besar di pasar keuangan.

Secara keseluruhan, perusahaan asuransi jiwa di Indonesia pada akhir 2020 mengalokasikan hingga 88 persen total aset investasinya, pada instrumen pasar modal dengan mayoritas penempatan pada produk reksadana. Sekitar 6,8 persen diproporsikan dalam bentuk deposito di perbankan.

Pada waktu yang sama, investasi asuransi jiwa di Surat Berharga Negara (SBN) juga meningkat.

Baca juga : Indonesia Jadi Sasaran Investasi Infrastruktur Internasional

Peran penting lain dari asuransi yang belum banyak diketahui publik adalah melindungi kredit sektor perbankan.

Di Indonesia, total premi asuransi kredit perbankan mencapai sekitar Rp13 trilliun pada akhir tahun 2019.

Di sebagian besar negara maju seperti: Amerika, Australia dan banyak negara di Eropa serta Asia Timur, sektor asuransi berperan penting dalam menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga dan investasi sektor swasta.

Mayoritas telah mengasuransikan berbagai macam risiko. Termasuk investasi bagi korporasi, kesehatan, edukasi dan aset individu.

Di Indonesia, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta mempunyai besaran 85-90 persen dari total PDB.

Selain itu, peran dana pensiun dan pasar modal juga sangat penting sebagai sumber pendanaan domestik yang besar.

Baca juga : Masuk Ke Indonesia, Masa Karantina Dipangkas Jadi 3 Hari

Di negara tetangga Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura, dana pensiun menjadi sumber dana untuk strategi investasi jangka panjang, baik di sektor riil maupun juga di keuangan.

Dana pensiun yang besar juga terbukti dapat menjaga stabilitas pasar utang (debt market) domestik dan menjaga biaya pinjaman baik pemerintah maupun swasta.

Semakin besar dana pensiun, semakin kecil ketergantungan suatu perkonomian terhadap pendanaan luar negeri (terutama dalam bentuk portfolio investment) untuk pembiayaan fiskal dan investasi dalam negeri.

Sebagai sumber pendanaan dalam negeri, dana pensiun dapat menjadi jangkar penting dari stabilitas neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran, yang pada akhirnya berdampak pada stabilitas nilai tukar rupiah.

Kesimpulannya, berdasarkan pengalaman negara-negara maju, fitur penting dari pertumbuhan ekonomi mereka adalah penetrasi sektor keuangan yang tidak hanya besar tapi juga berbasis luas. Ada perimbangan antara peran perbankan dan sektor keuangan non-perbankan.

Pengalaman negara-negara maju tersebut menunjukan pentingnya peran sektor asuransi, dana pensiun dan pasar modal dalam menjaga stabilitas sektor perbankan dan sektor keuangan. Serta menjaga keseluruhan kondisi makroekonomi domestik. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.