Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kondisi Perusahaan Tak Seburuk Yang Diberitakan

Faik Optimis Kondisi AP I Tahun Depan Membaik

Sabtu, 11 Desember 2021 14:02 WIB
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi. (IST)
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Faik Fahmi mengakui, pandemi Covid-19 memang berpengaruh sangat besar terhadap perusahaan. Namun, kondisinya tak seburuk seperti yang diberitakan.

Dia juga optimistis, kondisi perusahaan tahun depan akan membaik, seiring restrukturisasi yang sedang dilakukan manajemen.

"Angkasa Pura I memang terdampak signifikan akibat adanya pandemi Covid-19. Namun kondisinya tidak seburuk yang diberitakan selama ini," ujar Faik dalam keterangan video, Sabtu (11/12).

Kabar yang menyebut perusahaan terlilit utang sampai Rp 35 triliun juga diluruskan. Bos AP I ini mengakui memiliki utang. Tapi jumlahnya bukan Rp 35 triliun, melainkan Rp 28 triliun.

"Memang ada utang kepada kreditur dan investor (jumlahnya) sampai dengan November diperkirakan sekitar Rp 28 triliun,"ucapnya.

Faik menjelaskan, penyebab utang sebesar Rp 28 triliun bukan masalah yang bersifat struktural. Isu yang berkembang karena urusan struktural itu dipastikan keliru.

Baca juga : KPK Dalami Aset-Aset Yang Dibeli Pakai Duit Korupsi Pengadaan Tanah SMKN 7 Tangsel

"Bagi kami bukan karena utangnya yang besar. Tapi dengan utang yang besar tersebut, kondisi AP I belum beranjak pulih akibat dampak pandemi Covid-19," tuturnya.

"Kondisi seperti ini tentu saja akan menimbulkan potensi yang meningkatkan risiko. Risiko bisa meningkat bila tidak dilakukan upaya penyehatan atau restrukturisasi," imbuh mantan Dirut PT ASDP Indonesia Ferry itu.

Lalu kenapa utangnya bisa sebesar itu? Faik menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 perusahaan sangat sibuk dalam mengembangkan 10 bandara.

Pembangunan ini untuk menyelesaikan masalah kapasitas beberapa bandara yang dikelolanya.

"Jumlah penumpang yang dilayani di bandara AP I jauh lebih tinggi dari kapasitas yang tersedia," katanya.

Sebagai contoh, Faik menyebutkan, di tahun 2017, kapasitas bandara AP I hanya untuk 71 juta orang penumpang per tahun.

Baca juga : Terus Jaga Diri, Optimis Keadaan Makin Membaik

Namun realisasi penumpangnya sudah mencapai 90 juta penumpang per tahun. Kemudian meningkat lagi menjadi 97 juta penumpang per tahun di pada 2018.

"Nah untuk membiayai pengembangan 10 bandara tersebut, kami memang tidak menggunakan dana APBN Atau PMN (Penyertaan Modal Negara). Kami coba penuhi secara mandiri melalui pendanaan internal maupun eksternal," tuturnya.

Sumber pendanaan itu jelas Faik, didapatkan dari kredit sindikasi perbankan dan juga obligasi. Progres ini sekarang terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19.

Mantan Direktur Garuda Indonesia itu juga menegaskan bahwa utang yang dilakukan AP I tersebut tidak akan hilang.

Tetapi, kata dia, larinya ke pertumbuhan aset yang akan meningkat secara signifikan.

Dia mencontohkan, pada 2017 total aset AP I sebesar Rp 24,7 triliun. Namun pada tahun 2022, aset Perseroan bakal meningkat signifkan mencapai Rp 47,3 triliun.

Baca juga : Kasus Korupsi Anak Perusahaan Jakpro Sebelumnya Ditangani KPK

Faik menjelaskan, saat ini manajemen berupaya melakukan berbagai program penyehatan atau restrukturisasi.

Upaya itu meliputi restrukturisasi keuangan, restrukturisasi operasional, penjaminan dan fund rising, transformasi bisnis, serta optimalisasi aset," katanya.

"Dengan serangkaian 5 Program tersebut, maka di tahun 2022 kami optimistis cashflow Angkasa Pura I diproyeksikan akan positif sekitar Rp 1,15 Triliun. Dan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga kami proyeksikan akan positif sekitar Rp 1,5 triliun," yakin Faik. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.