Ekonomi Digital Terhambat Biaya Internet Yang Mahal

 Sebelumnya 
Untuk itu, dia meminta agar literasi keuangan digital terus ditingkatkan. Menurutnya, in­dustri ekonomi dan keuangan digital bisa kian maju dan makin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Pemerintah dan asosiasi pun sepakat terus mendorong inklusi keuangan dan literasi keuangan digital. Apalagi potensi dari ekonomi digital diproyeksikan bakal tumbuh pesat di masa mendatang,” kata Ma’ruf.

Baca juga : Kebut Pemulihan Dan Stabilitas Ekonomi, BI Terapkan 5 Instrumen Kebijakan Ini

Berdasarkan penelitian ter­baru yang dilakukan oleh situs perbandingan harga Inggris comparethemarket.com, dike­tahui negara yang memiliki biaya internet termahal hingga termurah.

Ethiopia memiliki biaya broadband paling mahal di dun­ia, dengan biaya bulanan sebesar 423,88 dolar AS atau Rp 6 juta per bulannya. Di urutan berikut­nya ada Uni Emirat Arab, dengan biayanya 236 pound sterling atau sekitar Rp 4,5 juta.

Baca juga : Literasi Digital Bagian Dari Pemberdayaan Masyarakat

Masih dari comparethemar­ket.com, hanya negara-negara di Afrika dan Timur Tengah yang menempati lima besar negara paling mahal untuk broadband, yakni Qatar, Zim­babwe dan Oman, masing-masing berada di posisi ketiga, keempat dan kelima.

Selain itu, Amerika Serikat menempati urutan ke-9, dengan rata-rata membayar 66,13 dolar AS tiap bulannya, atau sekitar Rp 941 ribu.

Baca juga : Belarus Lihat Ekonomi Indonesia Berkembang Pesat

Sedangkan Ukraina, menem­pati posisi dengan biaya termu­rah. Setiap bulan, biaya yang perlu dibayarkan sekitar 6,08 dolar AS atau setara dengan Rp 85,5 ribu. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.