Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pemerintah Apresiasi NSS Samakan Kualitas Sawit Petani Dan Perusahaan
Kamis, 23 Desember 2021 20:52 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) diperkirakan masih tinggi sepanjang tahun 2022 atau berpotensi di sekitar 1.000 dolar AS per ton, meskipun ada potensi penurunan jika dibandingkan dengan rekor harga yang dicetak pada tahun 2021.
"Kami memperkirakan harga akan tetap tinggi, tetapi memang ada dampaknya bagi perekonomian yang harus dihadapi. Misalnya, jika harga tinggi maka harga produk turunannya juga bisa naik. Emak-emak harus siap harga minyak goreng naik," jelas Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI), Togar Sitanggang, di acara Diskusi Publik dan Media Nusantara Sawit Sejahtera tentang Prospek Kelapa Sawit Tahun 2022, secara daring di Jakarta, Kamis (23/12).
Di tempat yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Bustanul Arifin mengatakan dalam satu tahun terakhir pergerakan harga CPO tidak permanen. Lonjakan harga hingga 1.300 dolar AS per ton didorong oleh pengaruh musiman.
Baca juga : Kemnaker Kerek Kualitas SDM Buruh
"Harga di tahun 2022 akan tetap berada di atas 1.000 dolar AS per ton. Jangan-jangan Indonesia itu market leader beneran, bukan Rotterdam, meskipun harus berputar dari biofuel dulu. Kenaikan harga CPO dipicu juga oleh kebijakan Biofuel," ujar Bustanul.
Bustanul menegaskan, tahun 2022, prospek kelapa sawit masih cerah dan produksi CPO akan meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi baik untuk pangan, industri maupun biofuel. Namun, ada tantangan baru di tahun depan yaitu inflasi, tetapi posisi industri sawit tetap cerah.
Di tempat yang sama, Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera Dr. Robiyanto mengatakan, prospek bisnis menunjukkan masih ada ruang meningkatkan konsumsi di dalam negeri, terutama dari populasi dan industri hilir di dalam negeri juga masih sangat berkembang.
Baca juga : PNM dan SMF Berkolaborasi Berikan Program Pembiayaan Mikro Perumahan
Selain peningkatan permintaan domesik dan global, prospek bagi perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit yang tetap konsisten adalah keunggulan minyak kelapa sawit yang paling stabil dan efektif dibandingkan dengan minyak nabati lain.
Industri hilir di dalam negeri juga masih sangat berkembang. Robiyanto mengatakan, pihaknya menangkap peluang kenaikan harga CPO sejak awal tahun dan diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2022 untuk melakukan ekspansi bisnis melalui penawaran umum saham perdana (IPO).
Target IPO sebesar Rp 2 triliun yang semuanya akan digunakan untuk pengembangan usaha, seperti membangun pabrik dan intensifikasi lahan dan penananam baru. PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang didirikan tahun 2008 di lima lokasi perkebunan di Kalimantan Tengah. Produksi CPO sebanyak 95.500 ton per tahun dan Oil Extraction Rate (OER) dari TBS mencapai 22 persen.
Baca juga : Generasi Muda NU Siap Laksanakan Tantangan Presiden Jokowi
NSS berencana menggelar IPO pada awal tahun 2022 untuk meningkatkan kapasitas bisnis perusahaan dan memastikan tata Kelola perusahaan menjadi lebih akuntabel, transparan dan menjunjung tinggi profesionalisme.
Sementara itu, Wakil Direktur NSS Kurniadi Patriawan mengatakan selain mendapatkan keuntungan, NSS juga berkomitmen untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, NSS sudah banyak menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.
"Kami ingin ajak masyarakat sejahtera bersama, kami tidak ingin maju sendiri. Tenaga kerja mengutamakan penduduk setempat kerja sama dengan universitas daerah. Transfer teknologi teknik-teknik budidaya dan pengolahan yang sudah kami lakukan. Kami akan menerapkan hal yang sama dengan tanaman inti, plasma dan petani swasdaya yang dapat kami jangkau, sehingga produktivitas dan kualitasnya sama," terangnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya