Dark/Light Mode

Lippo Group Genjot Peluang Di Tahun Macan Air

Minggu, 9 Januari 2022 13:32 WIB
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady/Ist
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kendati masih digelayuti kekhawatiran kemunculan varian baru Covid-19, perekonomian nasional diprediksi mulai menunjukkan optimisme pemulihan. Hal ini seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang positif pada rentang 3,5 persen-4 persen sepanjang 2021 dan banyaknya peluang yang bisa digali pada Tahun Macan Air.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan, meski terdapat beberapa tantangan dari sisi makro terkait inflasi hingga pertumbuhan kredit yang minim, masih banyak peluang yang bisa digali demi meraih pertumbuhan maksimal tahun ini.

John menilai, dengan kesuksesan program vaksinasi yang akan dilanjutkan pada 2022, persoalan pandemi Covid-19 akan jauh lebih terkendali. 

“Karena persentase masyarakat yang telah divaksin lengkap akan semakin tinggi, pemerintah sigap mempersiapkan langkah mitigasi dan strategi yang sejauh ini terbukti berhasil,” kata John dalam rilisnya, Minggu (9/1).

Menurut John, kemunculan varian Omicron tidak akan separah varian Delta. Hal ini berkat pelaksanaan program vaksinasi nasional yang telah berjalan maupun perintah Presiden Jokowi untuk dilaksanakan program vaksin booster.

Baca juga : UNHCR Diminta Serius Tangani Pengungsi Di Tanah Air

Meski demikian, lanjut John, pandemi berskala global masih membayangi langkah dan strategi perekonomian akibat ganguan terhadap rantai pasok. Hal ini memicu terjadinya inflasi di beberapa negara maju, selain dipicu kebijakan pemangkasan bunga dan pencetakan uang sebelumnya.

“Ini juga akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Terutama berimbas terhadap arus masuk dan keluar modal yang juga akan mempengaruhi nilai tukar maupun pasar keuangan,” tutur John.

Meski demikian, Indonesia masih memiliki potensi untuk memetik pertumbuhan yang positif pada tahun 2022. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada rentang 4,7 persen-5,5 persen. Adapun lembaga global seperti Bloomberg mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,2 persen.

John menilai, pandemi Covid-19 yang menghambat interaksi sosial dan mobilitas pada sisi lain telah memunculkan sektor digital yang kuat. 

“Valuasi ekonomi digital kita sangat tinggi, begitupun proyeksi hingga beberapa tahun ke depan. Pandemi telah mempercepat akselerasi digital. Saya yakin ini akan jadi motor pertumbuhan baru,” ungkap John.

Baca juga : Pelancong Dari Luar Negeri Wajib Taat Karantina Dong!

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 1.005 triliun atau 70 miliar dolar AS.

Sedangkan berdasar riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh 146 miliar dolar AS.

Terlebih, kata John, salah satu kekuatan utama ekonomi nasional masih disumbangkan oleh konsumsi domestik. Dengan kata lain, secara struktur perekonomian nasional saat ini sangat ampuh untuk melaju meskipun masih terdapat pandemi yang mengintai.

“Tidak berlebihan untuk mengatakan Indonesia menjadi negara kawasan yang mempunyai ekosistem digital terbesar. Ini semakin ditopang pemulihan daya beli masyarakat. Walaupun kredit perbankan melambat dan orang banyak menabung, namun transaksi digital semakin membesar,” papar John.

Keyakinan ini pula yang mendorong Lippo Group memperkuat kuda-kuda dalam percaturan ekonomi digital. Tidak heran jika lengan investasi Lippo pada ranah digital yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) sangat agresif.

Baca juga : PUPR Mulai Garap Perumahan Di Sirkuit MotoGP Mandalika

MLPL menjadi anak usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hingga kuartal II-2021, Multipolar telah mencatatkan laba bersih serta peningkatan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan mencapai Rp 371 miliar pada periode tersebut.

Kinerja itu mengungkit kapitalisasi pasar MLPL. Selama setahun, tingkat kenaikan harga saham MLPL mencapai 421,13 persen. Harga saham MLPL pada awal Januari Rp57 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp827 miliar. Sementara awal Desember 2021 sempat melambung hingga Rp5,8 triliun. 

“Saya tetap yakin 2022 adalah momen pemulihan menuju kondisi normal. Normal di sini adalah normal yang baru, ekonomi digital memainkan peran penting,” tutup John. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.