Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jaga Pertumbuhan Ekonomi, BI Tahan Suku Bunga Di 3,50 Persen

Kamis, 20 Januari 2022 17:26 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Foto: BI)
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Foto: BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate (repo rate) di level 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen. 

Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar 19-20 Januari 2022.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Menurut Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 tanggal 24 November 2021, bauran kebijakan BI pada 2022 diarahkan untuk menjaga stabilitas dengan tetap mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional. 

Baca juga : KSP Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen

"Dalam hal ini, kebijakan moneter 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau, tetap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam pengumuman hasil RDG BI secara virtual, Kamis (20/1).

Perry menyebut arah bauran kebijakan BI pada 2022 ini mencakup kebijakan moneter 2022 yang akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas sekaligus untuk memitigasi dampak rentetan global dari normalisasi kebijakan di negara maju, khususnya Bank Sentral AS (The Fed).

"BI juga memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental ekonomi dan mekanisme pasar," ujarnya.

BI juga melakukan normalisasi kebijakan likuiditas dengan tetap memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN, dengan masih tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang saat ini sebesar 35,12 persen. 

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, Tito Minta Kepri Tetap Jalankan Program Pembangunan Di Saat Pandemi

Selain itu, BI juga memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif tahun 2022 untuk meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha guna mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.

Memperkuat implementasi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) terutama melalui pemenuhan komitmen bank, terhadap target RPIM yang ditetapkan sesuai dengan keahlian dan model bisnis bank.

"Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi, khususnya dari sisi konsumsi Rumah Tangga, serta percepatan ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien melalui perluasan penggunaan QRIS," jelas Perry.

Kemudian perluasan penggunaan Local Currency Settlement (LCS ) dengan melakukan sosialisasi kepada perbankan, korporasi, dan pihak pengguna potensial lainnya, bekerja sama dengan instansi terkait pada Januari dan Februari 2022.

Baca juga : Wujudkan Ekonomi Biru, KKP Terapkan Era Baru Pengelolaan Perikanan Tangkap 2022

BI kemudian, memperkuat kebijakan ekonomi-keuangan inklusif dan hijau. Terutama dari sisi dunia usaha ditujukan untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Caranya melalui program pengembangan UMKM dan pemberdayaan Perorangan Berpenghasilan Rendah untuk mendorong UMKM dan usaha syariah naik kelas, serta melalui penguatan kebijakan dan kelembagaan hijau BI untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Selanjutnya, kata Perry, memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan lembaga internasional lain, fasilitasi perdagangan dan investasi, serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan enam agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022. 

BI juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka akselerasi vaksinasi dan pembukaan sektor-sektor ekonomi, koordinasi fiskal dan moneter, mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi nasional. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.