Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat: Harga Pertalite dan Pertamax Perlu Disesuaikan

Senin, 24 Januari 2022 15:56 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring kenaikan harga minyak dunia, Pertamina diminta menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax. Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menjelaskan, harga minyak dunia mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Untuk jenis Brent, berada di level U$ 88.70/ bbl dan WTI di level US$ 85.86/ bbl.

"Maka sudah sepatutnya Pertamina diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan harga BBM Umum mereka," ujar Mamit, dalam keterangan tertulis, Senin (24/1).

Menurutnya, kenaikan harga minyak terjadi lantaran membaiknya ekonomi global. Hal ini membuat permintaan akan komoditas energi mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tetapi pasokan masih terbatas.

Baca juga : Top, Pertamina Fastron Juara Putaran Pertama Proliga 2022

"Sesuai dengan hukum ekonomi terkait pasokan dan permintaan, maka akan mengerek harga komoditas termasuk harga minyak dunia," tuturnya.

Mamit menyampaikan, mengingat Pertalite dan Pertamax ini masuk ke dalam jenis BBM Umum, maka Pertamina harus menanggung selisih harga kedua jenis BBM umum tersebut. Kondisi ini, menekan keuangan Pertamina, khususnya Pertamina Patra Niaga sebagai sub holding Commercial and Trading.

"Berdasarkan data, sepanjang 2021 kemarin harga MOPS rata-rata sudah di atas US$ 80 per barelnya. Jika dihitung dengan formula harga sesuai dengan KepMen ESDM 62/2020 maka selisih harga jual dengan keekonomian mencapai Rp 2.500 sampai Rp 3.500 per liter untuk BBM jenis Pertamax dan Pertalite," terang Mamit.

Baca juga : Kapolda Sumut: Kapolrestabes Medan Tak Terbukti Terima Suap Dari Istri Bandar Narkoba

Sepanjang 2021 penjualan BBM Pertalite adalah 47 persen dari penjualan BBM nasional dan Pertamax 11 persen dari penjualan nasional. Adapun penjualan BBM nasional berdasarkan data Pertamina sampai kuartal III/2021 sebesar 34 juta kiloliter (KL) dan prognosa saya sampai akhir 2021 sebesar 48 juta kiloliter (KL).

Jika disimulasikan dengan 47 persen dari 48 juta kiloliter, maka Pertalite menyumbang 22.5 juta kiloliter (KL) dan Pertamax sebesar 5.3 juta kiloliter (KL) dari penjualan nasional, kemudian dikalikan dengan selisih harga dari kedua produk BBM tersebut, maka bisa dihitung potensi nilai selisih yang harus ditanggung Pertamina.

"Hal ini bisa dipastikan membuat beban keuangan Pertamina Patra Niaga sangat berat, dampaknya adalah keuangan Pertamina saat dilakukan konsolidasi bisa terpukul cukup dalam," urainya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.