Dark/Light Mode

3rd IFAWG G20

RI Tegaskan, Tak Boleh Ada Yang Tertinggal Dan Ditinggalkan Dalam Pemulihan Ekonomi

Sabtu, 26 Maret 2022 16:18 WIB
Pertemuan ketiga G20 International Financial Architecture Working Group (IFAWG) yang diselenggarakan oleh Presidensi G20 Indonesia, diwakili oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan secara virtual pada 24-25 Maret 2022. (Foto: Humas BI)
Pertemuan ketiga G20 International Financial Architecture Working Group (IFAWG) yang diselenggarakan oleh Presidensi G20 Indonesia, diwakili oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan secara virtual pada 24-25 Maret 2022. (Foto: Humas BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam semangat Recover Together, Recover Stronger, Indonesia sebagai Presidensi G20 kembali menekankan pentingnya penguatan arsitektur dan ketahanan sistem keuangan internasional, di tengah berbagai risiko global.

Indonesia menegaskan, tidak boleh ada negara yang tertinggal dan ditinggalkan menuju stabilitas sistem keuangan (SSK), sebagai salah satu prasyarat mencapai pemulihan ekonomi dunia yang berkelanjutan dan inklusif. Termasuk, negara berpenghasilan rendah.

Hal ini mengemuka dalam pertemuan ketiga G20 International Financial Architecture Working Group (IFAWG) yang diselenggarakan oleh Presidensi G20 Indonesia, diwakili oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan secara virtual pada 24-25 Maret 2022.

IFAWG merupakan tim kerja G20 yang fokus pada upaya memperkuat komitmen dukungan bagi negara berpenghasilan rendah dan rentan. Serta meningkatkan ketahanan dan mendorong SSK internasional.

Baca juga : MPR Tegaskan Tidak Ada Agenda Perpanjangan Jabatan Presiden

Hasil pembahasan IFAWG di bawah Presidensi G20 Indonesia ini akan dilaporkan untuk mendapatkan arahan lebih lanjut dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20, pada pertemuan bulan April 2022 mendatang di Washington DC, Amerika Serikat.

Dalam dua hari pertemuan, beberapa topik bahasan yang mengemuka. Pertama, dukungan G20 kepada negara berpenghasilan rendah  dalam menghadapi kerentanan perekonomian dan mengatasi dampak pandemi. Termasuk, upaya meningkatkan ketahanan sistem keuangan melalui penguatan jaring pengaman keuangan global.

IFAWG terus mendorong komitmen tersebut melalui penyaluran IMF Special Drawing Right (SDR) oleh negara yang memiliki posisi keuangan eksternal yang kuat.

IFAWG menyambut baik kesiapan operasionalisasi IMF Resilience and Sustainability Trust (RST) sebagai salah satu opsi penyaluran SDR, guna menanggulangi permasalahan pendanaan jangka panjang. Khususnya, untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons dalam menghadapi pandemi serta penanganan perubahan iklim.

Baca juga : Jokowi Tegaskan Lagi, Jangan Ada Yang Mikir DKI Ditinggalkan

Kedua, upaya G20 meningkatkan peran Multilateral Development Bank (MDBs) dalam mendukung agenda pembangunan.

Dalam hal ini, IFAWG menekankan pentingnya inovasi model pembiayaan,.dengan tetap mempertimbangkan kapasitas serta tata kelola dari masing-masing MDB.

Ketiga, upaya G20 menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah dinamika aliran modal antar negara, melalui penguatan bauran kebijakan yang diperlukan. Khususnya, di negara berkembang.

IFAWG mendiskusikan pengembangan Macro Financial Stability Policy Framework (MFSPF) oleh Bank for International Settlement (BIS) dan Integrated Policy Framework (IPF) oleh IMF.

Baca juga : OJK Genjot Vaksinasi Dan Pemulihan Ekonomi

Kedua kerangka bauran kebijakan tersebut diharapkan dapat membantu negara-negara dalam memahami interaksi antara berbagai kebijakan. Termasuk moneter, fiskal, makroprudensial, kebijakan nilai tukar, serta kebijakan pengelolaan aliran modal dalam mengatasi tekanan yang bersumber dari volatilitas aliran modal dan nilai tukar.

Keempat, dilakukannya asesmen terkini atas kondisi kerentanan utang negara berpenghasilan rendah, serta bagaimana memperkuat pengelolaan utang bagi negara-negara tersebut.

Kelima, IFAWG menekankan pentingnya transparansi data utang, praktek yang bertanggung jawab atas pembiayaan berjaminan (collaterized financing). Khususnya, bagi negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang.

Selanjutnya, rangkaian IFAWG akan dilaksanakan melalui pertemuan 4th IFAWG di Korea  Selatan pada tanggal 16-17 Juni 2022 dengan tema “Strengthening Financial Resilience, Diversified Currency in Trade and Finance, MDBs Capital Adequacy Framework, Capital Flows".  [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.