Dark/Light Mode

BPS: Ekspor Pertanian Naik

Selasa, 25 Juni 2019 12:57 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (memakai topi) saat melepas ekspor manggis belum lama ini. (Foto: Humas Kementan)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (memakai topi) saat melepas ekspor manggis belum lama ini. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendongkrak nilai ekspor guna berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional benar-benar menuai hasil nyata. Berdasarkan data yang dirilis BPS pada 24 Juni 2019, nilai ekspor pertanian naik 25,19 persen dibandingkan tahun lalu (year on year) atau senilai 0,32 miliar dolar AS.

BPS mencatat, kenaikan nilai ekspor pertanian ini menjadi salah satu variabel penting yang menyebabkan kenaikan ekspor nasional Mei 2019 sebesar 14,74 miliar dolar AS, naik 12,42 persen secara bulanan (Month on Month). Alhasil, neraca perdagangan nasional pun surplus sebesar 207,6 juta dolar AS.

"Kenaikan nilai ekspor pertanian utamanya karena kenaikan nilai ekspor sarang burung, kopi, tanaman hutan, aromatik dan rempah-rempah serta logam dasar mulia," kata Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Senin (24/6). 

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tanggal 24 Juni 2019 untuk sektor pertanian juga menguat 1,95 persen. Padahal IHSG secara umumnya bergerak ke zona merah atau melemah 0,25 persen atau 15,92 poin ke level 6.299,51. 

Baca juga : DPR: Ngurus Sektor Pertanian Butuh Pemimpin Kuat Seperti Amran

Perihal hal ini, Ketua Komite II DPD RI M Aji Mirza Wardana menilai, kenaikan nilai ekspor pertanian dan kinerja positif pada Mei 2019 dan tahun ini membuktikan kebijakan dan program Kementan tidak hanya berhasil meningkatkan produksi, tetapi juga nyata meningkatkan nilai ekspor. Dengan demikian, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berhasil banyak membangun perubahan yang membanggakan.

"Mulai sudah banyak yang swasembada komoditas pertanian. Ya sekarang ini kan telah banyak juga mampu untuk melakukan ekspor," tuturnya.

"Agar capaian ekspor sektor pertanian ini ke depannya terus meningkat dan bertambah jenis komoditas yang diekspor, jadi semua komponen harus mendukung program pertanian era saat ini yang bagus," pintanya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menjelaskan, kenaikan tajam nilai ekspor Mei 2019 dan semester I tahun ini merupakan hasil dari program fokus Kementan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor dan investasi. Untuk mendorong ekspor, salah satunya Kementan mengeluarkan kebijakan mempermudah perizinan eskpor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar 3 jam.

Baca juga : Kementan Persiapkan Ekspor Perdana Buah Naga ke China

"Padahal sebelumnya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 312 jam," jelasnya.

Menurut Kuntoro, salah satu implementasi kebijakan tersebut, yakni menerapkan sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan turut mendukung pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif. 

"Sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani dan Atase Pertanian sebagai market intelegent," ujarnya.

Lebih lanjut, Kuntoro menyebutkan capaian pembangunan sektor pertanian 2014-2018 meningkat drastis. Data BPS mencatat, PDB sektor pertanian naik Rp 400 triliun sampai Rp 500 triliun. Total akumulasi mencapai Rp 1.370 triliun. Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB pertanian adalah peningkatan ekspor. 

Baca juga : Prospek Ekspor Buah Naga Banyuwangi ke China

"Pada kurun waktu yang sama, peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9 sampai 10 juta ton. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton. Ekspor kita meningkat itu atas kerja keras kita semua," sebutnya.

Kemudian, sambungnya, pertumbuhan ekonomi pertanian baru-baru ini mencapai 3,7 persen. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah 3,5 persen. Dari sisi inflasi pangan periode 2014-2017, inflasi pangan turun signifikan sebesar 88,1 persen, dari 10,57 persen menjadi 1,26 persen.

"Capaian ini merupakan hasil kerja keras Kementan bersama semua pihak. Ke depan, program terobosan pertanian hingga saat ini tentu harus diteruskan agar peningkatan nilai ekspor semakin meningkat dan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani," tandas Kuntoro. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.