Dark/Light Mode

Perluas Pasar Ekspor, Inka Butuh Suntikan Modal

Senin, 6 Mei 2019 10:41 WIB
Salah satu gerbong kereta produksi PT INKA (Persero) yang akan dikirim ke Bangladesh. (Foto: Kemenperin)
Salah satu gerbong kereta produksi PT INKA (Persero) yang akan dikirim ke Bangladesh. (Foto: Kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Industri Kereta Api (Inka) tengah giat mengepakkan sayap bisnisnya. Mulai dari Asia hingga ke Afrika. Perseroan pun membutuhkan suntikan modal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Eximbank.

Direktur Utama Inka Budi Noviantoro menyebut tahun ini merupakan yang paling sibuk. Sebut saja kerja sama dengan Bangladesh untuk 250 gerbong kereta. Nilainya cukup fantastis, yakni 101 juta dolar AS. Sampai saat ini, perseroan baru kirim 50 gerbong dan sudah dioperasionalkan sejak 25 April 2019 waktu setempat.

Dia mengatakan, para pegawai di pabrik juga sibuk mengerjakan pesanan Filipina. Yakni 6 train set diesel, 3 lokomotif, dan 15 kereta penumpang. Nilainya sekitar Rp 800 miliar. “Kami juga ikut lelang lagi di Bangladesh. Saya masuk ke Sinergi BUMN bersama Wika dan LEN untuk pasar Afrika. Mulai dari Madagaskar, Uganda, dan Senegal,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.

Baca juga : PSSI Terus Pupuk Sepak Bola Usia Muda

Dia mengaku tengah menggarap Mali. Untuk negara yang satu ini, dia lebih memilih bersinergi dengan BUMN lain. Maklum, negara terbesar kedua di Afrika Barat ini tidak cukup punya uang. Namun memiliki tambang emas yang berlimpah. “Kemarin, Inka dan Antam ke Mali. Nantinya, Antam yang akan mengeksploitasi tambang emasnya. Nanti hasil dari penjualan emas bisa untuk membayar kereta api. Pola itu yang kami kembangkan dengan sinergi BUMN,” terangnya.

Menurut dia, pasar Afrika sangat potensial. Apalagi, Presiden Jokowi meminta untuk memaksimalkan pasar nontradisional. Peran duta besar dan Kementerian Luar Negeri pun membantu. Hanya saja kendala saat ini adalah keuangan Inka tidak cukup memadai.

Menurutnya, negara seperti Madagaskar, Uganda, Senegal, dan Mali sangat membutuhkan transportasi massal. Sayangnya, keinginan itu tak dibarengi modal yang memadai. Jika tidak mendapat suntikan modal, peluang ini bisa disikat perusahaan asal Negeri Tirai Bambu.

Baca juga : Ketua DPR: Alam Lagi Ekstrim, BPDB Wajib Siaga

“Mereka nggak punya uang kas, tapi punya tambang. Tapi butuhnya sekarang. Kalau nggak dibantu Eximbank, kami kalah saing dong sama China. China kan dapet dana murah. Kalau kami nggak dibantu pemerintah, nggak bisa,” akunya.

Kata dia, setiap dia mengikuti tender di berbagai negara selalu ada China. Bedanya, perusahaan mereka punya cukup modal yang membuat Inka kerepotan. Sebagai catatan, perusahaan China bawa modal besar lantaran dapat pinjaman dari bank lokal dengan bunga 4 persen. Sementara Inka pinjam ke bank pelat merah bunganya 10 persen.

Dia menyebut kendala ini banyak dialami BUMN lainnya. Padahal jika pemerintah membantu semua akan untung. “Misalnya pemerintah pinjam dari Bank Dunia dengan bunga setengah hingga 1 persen. Kasih saja ke Eximbank, nanti dia bisa jual dengan bunga 3-4 persen. Eximbank dapet bisnis, saya dapet proyek, pemerintah dapet devisa. Everybody happy,” tuturnya.

Baca juga : Permudah Akses Perkara, Mahkamah Agung Luncurkan SIPP

Menurutnya, pemerintah harus memikirkan hal ini. Mengingat pada 20 Agustus ada event internasional, yakni Indonesia-Afrika Infrastruktur Dialog di Bali. Harapannya, dengan modal mencukupi, beberapa proyek bisa ditandatangani di depan Presiden.

Selain itu, dia juga punya startegi khusus sehingga Inka banyak mendapat proyek di luar negeri. Pertama, meningkatkan pemasaran. Tidak sedikit Budi harus turun tangan langsung menyelesaikan beberapa kerja sama. “Soalnya China itu di ujung dunia juga didatengin. Jadi saya nggak mau kalah,” tegasnya.

Strategi kedua, perkuat keuangan. “Kalau sudah dapat uangnya nggak ada kan susah juga. Makanya harus disupport. Kami butuh bantuan Eximbank. Dari pada harus ke yang lain. China begitu kok, minimal bunga banknya dikecilin,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.