Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PPLI Dukung KLHK Edukasi Bahaya Merkuri

Sabtu, 2 April 2022 22:32 WIB
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). (Foto: Ilustrasi/Istimewa)
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) mendukung Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam upaya mengedukasi tentang bahaya merkuri.

Merkuri, merupakan bahan kimia yang sangat merusak apabila salah memperlakukannya.

"Masyarakat perlu tahu bahwa tanpa disadari kita hidup dan tinggal dengan dikelilingi merkuri, seperti penggunaan lampu TL, termometer air raksa, tensimeter, amalgam gigi, baterai, lampu bertekanan tinggi dan kosmetik ilegal," ujar Manajer Humas PPLI, Arum Tri Pusposari, kepada RM.id, Sabtu (2/4).

Arum menceritakan, apresiasi tersebut tergambar ketika diriinya menjadi wakil PPLI di KLKH bertajuk Konvensi Minamata, Tentang Merkuri, di Bali 21-25 Maret silam. Acara yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu dihadiri lebih dari 1000 peserta, dari delegasi 135 negara.

Nah, dari acara tersebut diketahui, bahwa merkuri selama ini banyak digunakan baik dalam industri pertambangan, pertanian, kosmetik, peralatan listrik, bahkan industri medis.

Baca juga : Kemendagri Dukung Laboratorium Adminduk Di Dua Perguruan Tinggi

Namun, disadari atau tidak, merkuri merupakan bahan kimia yang sangat merusak bila salah memperlakukannya. Bahkan, pencemaran merkuri mudah menyebar lewat udara, tanah, dan air.

Paparan merkuri yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan, mulai dari yang bersifat korosif ke kulit secara langsung, kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal.

Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, hingga sistem kekebalan tubuh, gangguan Janin dan fungsi reproduksi perempuan.

"Untuk itu edukasi tentang bahaya penggunaan merkuri perlu ditingkatkan, guna menurunkan risiko dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan yang disebabkan oleh senyawa dan lepasan merkuri," ungkapnya.

Arum, yang hadir di acara tersebut sebagai utusan dari perusahaan pengolah limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3), PT PPLI itu mengatakan, selain edukasi mengenai bahaya merkuri, publik juga perlu mengetahui bagaimana memperlakukan limbah tersebut.

Baca juga : Pimpin COP-4 Di Bali, Menteri LHK Soroti Perdagangan Ilegal Merkuri

Sarannya, penting bagi Pemerintah untuk menggencarkan edukasi terkait merkuri tersebut. Termasuk, melakukan edukasi tentang tinggi bahaya dan resiko dari penggunaan merkuri.

Nah, untuk mencegah pencemaran merkuri, Arum menceritakan bahwa perusahaannya mampu mengolah limbah berbahaya ini. Perlu diketahui, limbah merkuri bukan hanya ada di industri, namun juga terdapat di sekeliling kita, di rumah kita di antaranya lampu TL.

Di PPLI, limbah yang mengandung merkuri akan diuraikan dengan baik. Misalnya, dalam proses pengolahan merkuri yang berada di lampu TL. Itu bisa dilakukan menggunakan alat bernama bulb eater.

Alat ini, merupakan sebuah sistem tertutup yang mampu menghancurkan lampu TL sekaligus mengisolasi debu dan uap merkuri di dalamnya. Uap merkuri tersebut kemudian diserap dengan karbon aktif dan HEPA Filter.

Selanjutnya pecahan lampu serta karbon aktif dan filter HEPA yang telah jenuh diolah melalui proses stabilisasi/enkapsulasi dan ditimbun secara aman ke dalam landfill (lahan timbus).

Baca juga : IPU Dukung Perdamaian Rusia-Ukraina

"PPLI berharap masyarakat lebih berhati-hati dalam menangani limbah lampu bermerkuri agar tidak mencemari lingkungan sekitar," ungkapnya.

Harapannya, kesadaran dan partisipasi masyarakat, dapat membantu upaya untuk mengurangi potensi pencemaran merkuri, sehingga dapat melindungi generasi mendatang dari ancaman bahaya merkuri.

Untuk diketahui, Konvensi Minamata tentang Merkuri Tahun 2022 dihadiri oleh Executive Director of the United Nations, Ms.Inger La Cour Andersen, Executive Secretary of the Minamata Convention, Monika Stankiewicz, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya serta Gubernur Bali I Wayan Koster.

Istilah Minamata yang digunakan sebagai nama konferensi tersebut diambil dari salahsatu daerah di Jepang.  Kala itu, Tahun 1958 terjadi peristiwa pencemaran merkuri paling dahsyat. Di mana, PT Chisso membuang limbah kimianya di Teluk Minamata dalam jumlah besar.

Sontak, ikan-ikan tercemar merkuri dan banyak warga terkena penyakit dan alami cacat fisik. Bahkan ratusan warga lainnya meninggal akibat kelumpuhan syaraf setelah mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.