Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peduli Lingkungan

Begini Caranya, Indonesia Power Sulap Sampah Jadi Bahan Bakar Energi Listrik

Jumat, 28 Juni 2019 11:38 WIB
Petugas melakukan proses pencacahan sampah. Di tahap ini, sampah hasil peuyeumisasi dimasukkan kedalam mesin secara perlahan-lahan. STT PLN melalui tim LK-TOSS-KLISI Bali telah melakukan penelitian terhadap jenis mesin cacah yang cocok dengan jenis sampah di Klungkung, Bali. (Foto : Fazry/Rakyat Merdeka)
Petugas melakukan proses pencacahan sampah. Di tahap ini, sampah hasil peuyeumisasi dimasukkan kedalam mesin secara perlahan-lahan. STT PLN melalui tim LK-TOSS-KLISI Bali telah melakukan penelitian terhadap jenis mesin cacah yang cocok dengan jenis sampah di Klungkung, Bali. (Foto : Fazry/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anak Perusahaan PLN (Persero), PT Indonesia Power Unit Pembangkitan (UP) Bali sukses mengolah limbah sampah menjadi bahan bakar energi untuk Pembangkit Listrik. Hasil olahan sampah juga bisa dimanfaatkan untuk masak menggunakan Anglo, kompor tradisional di Bali.

Dalam rangka membantu mengatasi masalah sampah di Kabupaten Klungkung, Bali. PT Indonesia Power bersama Sekolah Tinggi Teknik PLN (STT PLN) bersinergi dengan pemerintah daerah setempat, mengembangkan kelompok usaha TOSS (Tempat Pengolahan Sampah) Werdhi Guna.

TOSS Werdhi Guna ini berada di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung Bali. Program pengolahan sampah ini juga bagian dari kepedulian perusahaan Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali, terhadap lingkungan sekitar melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Rakyat Merdeka berkesempatan mengunjungi tempat tersebut. Tempatnya cukup luas, sekitar 1x lapangan sepak bola. Berbarengan dengan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha, kunjungan rombongan awak media dipandu langsung oleh petugas pengolah sampah.

Dijelaskan bahwa, TOSS Werdhi Guna melakukan serangkaian proses agar sampah bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar energi dan dimanfaatkan untuk masak. Dari pemaparan, prosesnya tak terlalu rumit, sampah-sampah dari masyarakat setempat dikumpulkan dalam bak sampah, untuk dilakukan proses peuyeumisasi, kemudian sampah dijemur hingga kering. 

Setelah itu, sampah kembali diolah melewati beberapa tahap. Yakni dimasukan kedalam mesin pencacah dan tahap akhir melalui proses peletisasi, dan gasifikasi. Hasil sampah non organik bisa digunakan untuk bahan bakar memasak, sementara hasil sampah non organik dapat digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas.

Baca juga : Siapkan Kocek Rp 2,5 Triliun, Samudera Indonesia Perkuat Proyek Logistik

Menurut Humas Indonesia Power UP Bali, Nyoman Triasa,  sampah yang diolah secara langsung dengan menggunakan bio activator, hasilnya, dalam tiga hari bau hilang dan dalam sepuluh hari volume sampah berkurang.  "Inilah yang disebut proses peuyeumisasi," kata Triasa kepada Rakyat Merdeka, Jumat (28/6/2019).

Menurutnya, ada dua mesin untuk mengolah sampah di TOSS Werdhi Guna. Namun kata dia, satu mesin dalam perawatan. "Ada sparepart yang harus kami beli, dan itu cuma ada di Bekasi. Kalau harga mesinnya, 1 unit itu Rp. 12 Juta," katanya.

Triasa mengungkapkan, keberadaan TOSS Werdi Guna terasa betul manfaatnya bagi masyarakat setempat. Selain mengurangi volume sampah, hasil produksinya bisa mereka gunakan untuk kebutuhan bahan bakar didapur.

"Ya kadang mereka minta peletnya buat masak pake kompor anglo kalau kayu bakar dirumahnya habis," kata Triasa.

Hal ini juga dirasakan sebagian penduduk setempat yang bekerja di TOSS. Mereka senang bisa bekerja dan punya penghasilan/gaji sebesar Rp 1,2 juta perbulan. "Mereka senang bisa kerja dan nabung 200 ribu perbulan di BUMDes," katanya.

3 Ton Sampah Perhari

Baca juga : Setelah di Jakarta, MUET Akan Diadakan di Lombok

Adapun hasil produksi di TOSS perhari bisa mencapai 300 kg. Dengan harga jual Rp 300 per kg. "Tapi masih di gratiskan, belum dijual. Masyarakat bawa 1 kresek sampah, kami kasih 1 kilo gram pelet gratis," kata petugas TOSS Werdhi Guna.

Dalam satu hari, sampah yang masuk bisa tembus hingga 3 ton sampah. Jumlah sampah paling banyak masuk ke TPS TOSS Werdhi Guna disaat hari Hari Raya Galungan. "Sampah bisa masuk sebanyak 6 ton sampah saat Hari Raya Galungan," katanya.

Diterangkan, hasil olahan sampah untuk pelet organik yang sudah jadi kemudian di bungkus. Jika sudah sampai 1 ton kata dia, pelet itu diambil oleh koperasi Indonesia Power.

"Pelet dan briket ini sebagai bahan bakar gasifier, yaitu mesin pembangkit listrik berbahan bakar pelet," terang PLT. Executive  Vice President Corporate Communication & CSR PLN, Dwi Suryo Abdullah.

Masih Uji Coba

Dwi Suro mengakui, program CSR anak usaha PT PLN ini masih dalam tahap uji coba, hasil produksinya belum dijual secara komersial. "Awalnya uji coba, tapi kemudian manfaatnya besar dan ini terus di olah dan dikembangkan," katanya.

Baca juga : Pengamat: Perempuan Indonesia Rentan Jadi Target Radikalisasi

Dalam kunjungan ini, Ikut mendampingi Kepala Bidang Komunikasi Korporat (kbidkom) PT Indonesia Power, Rahmi Sukma dan Humas Indonesia Power Divisi CSR Elza Febrianto.

Rahmi Sukma menambahkan, hasil produksi pelet sampah non organik sudah dikirim untuk kebutuhan bahan bakar PLTU Jeranjang, di Lombok. "Tapi memang masih tahap uji coba dan hasilnya positif," katanya.

Sementara Elza Febrianto menegaskan, Tahun ini, Indonesia Power bakal menambah 2 unit mesin supaya bisa mengolah sampah dalam jumlah yang banyak. Hal ini juga sejalan dengan harapan pekerja di TOSS yang mengingkan adanya tambahan mesin di tempat tersebut.

Sebelumnya, Uji coba co-firing RFD (Pelet RFD sebagai bahan substitusi bahan bakar) dengan batubara di PLTU Jeranjang, dilakukan pada tanggal 19-20 Februari 2019 pada beban 25 MW. Hari pertama uji operasional dan hari kedua uji stabilitas selama 5 jam.

Hasil uji coba menunjukan hasil yang positif, dimana sebagian besar parameter operasi dalam batas aman dan emisi gas buang yang didapat juga dalam batas normal. "Ini adalah yang pertama di Indonesia," tutur Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.