Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Di tengah tantangan global dan menuju pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, sukses mengantongi laba bersih senilai Rp 774 miliar atau melonjak 23,89 persen hingga kuartal I-2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 625 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan, pertumbuhan laba bersih BTN pada kuartal I-2022 ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana, dan operasional.
Selanjutnya, transformasi digital yang dirancang sejak dua tahun terakhir juga mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar, dan produktivitas karyawan.
Perbaikan di banyak aspek membuat indikator kinerja keuangan berada dalam tren positif.
“Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, kinerja kami tumbuh menggembirakan. Pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat," ucap Haru dalam paparan kinerja kuartal I-2022 secara virtual, Jumat (22/4).
Ke depan sambung Haru, pihaknya tetap optimistis karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemi. Namun demikian, BTN tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat. Ekonomi global tengah menghadapi tantangan ini.
Baca juga : Laba Bersih ZYRX Naik Jadi Rp 69,7 Miliar
"Keberhasilan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional telah berdampak positif terhadap penyaluran kredit termasuk ke sektor perumahan," ujarnya.
Sepanjang periode Januari-Maret 2022, BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 277,13 triliun meningkat 6,04 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 261,34 triliun.
Menurut Haru, penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal I-2022. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp 248,57 triliun.
"Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I-2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 122,96 triliun," sebut Haru.
Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen menjadi Rp 84,28 triliun pada kuartal I/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,14 triliun.
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kami terus membaik," ujat Haru.
Baca juga : Kabar Baik, BLT Minyak Goreng Siap Dikucurkan
Di mana NPL Gross di level 3,6 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25 persen Sedangkan NPL Nett sebesar 1,28 persen, turun dari posisi 1,94 persen.
Tak hanya itu sambung Haru, kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 28,81 persen pada kuartal I-2022 menjadi Rp 3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,77 triliun.
Kemudian lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) BTN juga mengalami kenaikan dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021, menjadi 4,29 persen di kuartal I-2022.
Menurut Haru, meski rasio NPL mengalami perbaikan, BTN pada kuartal I-2022 tetap menaikkan rasio cadangan atau Coverage Ratio menjadi 146,73 persen dari 115,93 persen pada kuartal I-2021. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan pada kuartal I-2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp 290,53 triliun.
Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp 128,26 triliun naik sebesar 13,85 persen dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp 112,66 triliun.
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK BTN pada kuartal I-2022,” jelasnya.
Baca juga : Pendapatan Garmin Indonesia Melonjak 133 Persen Di 2021
Haru menegaskan, kenaikan dana murah BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund BTN pada kuartal I-2022 menjadi 2,41 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69 persen.
Fokus BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal, kata Haru, telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96 persen menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 182,25 triliun.
"Ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen pada kuatal I-2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen,” tegasnya. ]DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya