Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Meski Banyak Tekanan, Rupiah Tetap Joss

Selasa, 26 April 2022 09:50 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 0,09 persen ke level Rp 14.440 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.454 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat terhadap dolar. Yen Jepang naik 0,51 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,13 persen, won Korea Selatan naik 0,03 persen, peso Filipina melonjak 0,21 persen, yuan China menguat 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen, dan baht Thailand naik 0,09 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang utama saingannya melonjak 0,53 persen pada 101,7530. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,16 persen ke level Rp 15.463, terhadap poundsterling Inggris turut melemah 0,05 persen ke level Rp 18.357, dan terhadap dolar Australia menguat 0,38 persen ke level Rp 10.306.

Baca juga : Mandiri Masuk Daftar Bank Terbaik Dunia Versi Forbes

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan dolar AS sejak kemarin disebabkan oleh aksi investor, yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian prospek pertumbuhan global.

“Terdapat tiga kekuatan besar yang mendorong pasar dan semuanya adalah kekhawatiran. Salah satunya sentimen mencakup kekhawatiran apakah AS dan ekonomi global dapat menahan Federal Reserve yang makin hawkish,” ujarnya dalam riset harian yang dikutip, Selasa (26/4).

Selain itu, datang juga sentimen terkait kekhawatiran tentang pertumbuhan China, karena penguncian untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan guncangan komoditas yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina.

Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Dibuka Perkasa

Dari dalam negeri, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai banyak pengamat telah terlalu tinggi, terlebih saat memasuki pandemi Covid-19.

“Indonesia mestinya dapat menekan defisit hingga 1 persen, bahkan ketika kondisi ekspansif. Walaupun tahun-tahun sebelumnya memang APBN selalu defisit,” kata Ibrahim.

Ia memproyeksi perdagangan hari ini rupiah berpotensi masih berfluktuatif. Namun cenderung ditutup melemah di rentang Rp 14.440-Rp 14.480 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.