Dark/Light Mode

Kasus Sapi Penyakitan Meluas

Pak Menteri, Harga Daging Makin Mahal

Minggu, 15 Mei 2022 06:45 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengecek sapi yang terkena penyakit PMK. (Foto: Antara)
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengecek sapi yang terkena penyakit PMK. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Dampak wabah PMK ini membuat banyak pihak khawatir. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti meminta Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo itu, segera mengatasi hal ini sebelum membawa dampak pada suplai hewan kurban. Jika tidak buru-buru diselesaikan, khawatirnya akan membuat masyarakat resah.

"Kami mengimbau kepada Pemerintah, khususnya Kementan untuk segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar persoalan ini teratasi. Memang, kasusnya masih kecil, tetapi penyebarannya bisa sangat cepat dan luas, karena ini virus," pinta Mu'ti.

Baca juga : Ditjen Otda: Pj. Gubernur Harus Pejabat Tinggi Madya

Ia mengkhawatirkan, jika tidak segera diatasi, persoalan kesehatan hewan kurban ini dapat menimbulkan dampak psikologis dan politis kepada masyarakat. Apalagi sudah ada yang berspekulasi bahwa wabah PMK ini permainan importir, di mana sapi tidak sehat menjadi alasan pemenuhan hewan kurban kelompok tertentu untuk mengimpor sapi dari luar negeri.

"Tanggung jawab pemerintah dan kita juga dengan cara masing-masing bisa membantu bagaimana persoalan PMK bisa teratasi hingga umat Islam dapat melaksanakan ibadah kurban dan menyembelih hewan kurban yang sehat sesuai dengan ajaran Islam," kata Mu'ti.

Baca juga : Kemendagri Berupaya Tingkatkan Kualitas Pegawai Dan Pelayanan

Peneliti Indef, Sugiyono Madelan menilai, tingginya permintaan tidak sebanding dengan penawaran yang ada. Sekalipun ada impor daging, tetap saja belum bisa mengatasi tingginya harga. Terlebih ada wabah PMK ini, masyarakat jadi waswas mengkonsumsi daging sapi.

"Akibat adanya teori jeruk 'the lemon dilemma', maka sedikit sapi yang terjangkit penyakit PMK, maka konsumen daging sapi akan berperilaku ada banyak sapi yang terkena PMK. Sekalipun sapi yang sehat jumlahnya sangat jauh lebih banyak," ulas Sugiyono, tadi malam.

Baca juga : Hasil Pertanian Kena Pajak, Para Petani Teriak

Ia menyarankan, Kementan perlu melakukan beberapa terosian, yaitu Pertama, sertifikasi pada daging sapi yang dikeluarkan BPOM. Kedua, kegiatan vaksinasi untuk mencegah terjadinya PMK. Ketiga, kegiatan pencegahan asal-muasal hanya sapi yang sehat yang dipotong untuk dikonsumsi. Hal ini karena terjadinya penjualan dengan harga yang murah untuk sapi yang menunjukkan gejala awal dari PMK.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi menyarankan pemerintah memborong saja sapi penyakitan dari peternak untuk dimusnahkan. Menurutnya, langkah ini jauh lebih cepat menyelesaikan wabah, ketimbang melakukan lock down atau penyemprotan disinfektan. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.