Dark/Light Mode

Disuntik Insentif, Industri Oleokimia Kian Menarik

Rabu, 3 Juli 2019 20:44 WIB
Seminar oleokimia dengan tema Ragam Industri Pengguna Produk Oleokimia Indonesia di Jakarta, Rabu (3/7). (Foto: Ist)
Seminar oleokimia dengan tema Ragam Industri Pengguna Produk Oleokimia Indonesia di Jakarta, Rabu (3/7). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemberian insentif pajak mampu mendorong pertumbuhan industri oleokimia yang bersifat padat modal dan padat teknologi. Sampai tahun ini, sudah ada 20 perusahaan di sektor oleokimia dengan kapasitas produksi terpasang 11,326 juta ton per tahun.

"Berdasarkan pengamatan kami, kebijakan insentif tax allowance dan tax holiday yang dikombinasikan pungutan sawit sangat efektif dan mampu mendorong Industri oleokimia," jelas Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim saat memberikan sambutan Seminar Oleokimia “Ragam Industri Pengguna Produk Oleokimia Indonesia” di Jakarta, Rabu (3/7).

Seminar ini terselenggara berkat kerja sama Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) dan Majalah Sawit Indonesia. Acara ini juga didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).

Pembicara yang hadir antara lain Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane, Ketua Bidang Industri Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Liandhjani, Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Tatang Hernas Soerawidjaja, dan Kasubdit Industri Hasil Perkebunan non Pangan Ditjen Agro Kemenperin Lila Harsyah.

Baca juga : Bisnis Krisan Kian Merekah

Rochim menambahkan, peran industri oleokimia sangat strategis karena mampu mengolah sumber daya minyak kelapa sawit yang melimpah dan menjadi building block bagi pertumbuhan industri hilir sawit.  Pada 2019, jumlah perusahaan pengolahan oleokimia bertambah menjadi 20 perusahaan dengan total kapasitas produksi oleokimia sebanyak 11.326.300 ton/tahun. 

Penambahan investasi industri oleokimia di awal tahun 2019 mencapai Rp 4,84 triliun. “Salah satu faktornya karena peringkat EODB (Ease of Doing Business) melalui berbagai fasilitas dan kemudahan investasi dari pemerintah Indonesia. Pemerintah berkomitmen mendorong dan memberikan dukungan bagi pertumbuhan industri oleokimiaeokimia nasional,” tuturnya

Sektor oleokimia, kata Rochim, termasuk sektor industri yang mendapatkan fasilitas perpajakan tax allowance dan tax holiday berkaitan investasi baru dan perluasan industri. Lebih dari 10 proyek perusahaan oleokimia dan/telah mendapatkan insentif pajak.

Menurut Rochim, ada dua tantangan utama industri oleokimia yaitu pengamanan bahan baku industri dan inovasi menambah ragam jenis produk hilir. "Sudah ada usulan dari APOLIN untuk menyempurnakan tarif pungutan untuk menjamin pasokan bahan baku industri. Saat ini, sudah ada tim antar kementerian yang membahas persoalan ini," paparnya.

Baca juga : Genjot Investasi, Ini 5 Paket Kebijakan Properti Baru

Industri oleokimia sebagai building block aneka produk hilir, maka aktivitas riset untuk menghasilkan inovasi terkini menjadi ujung tombak dalam penguasaan pasar global. Diantaranya biolubricant, biosurfaktan, bioplastik, biopolymer hingga biomaterial canggih.

“Kekuatan industri oleokimia berbasis minyak sawit ini terletak pada kemampuan substitusi produk minyak bumi, sehingga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable),” jelasnya.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat mengatakan, jumlah perusahaan oleokimia terus meningkat sepanjang tiga tahun terakhir. Jumlah perusahaan oleochemical di Indonesia 2016 sebanyak 17 perusahaan kapasitas produksi 10.970.700 ton/tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 4,7 triliun.

Selanjutnya dari  2017-2018 terdapat 19 perusahaan dan tahun 2019 naik menjadi 20 perusahaan dengan total kapasitas produk oleokimia nasional sebanyak 11,326 juta ton/tahun. Penambahan investasi industri oleokimia di awal tahun 2019 mencapai Rp 4,84 triliun.

Baca juga : Industri Semen Diramal Makin Moncer

Pada 2019, dari total kapasitas produksi oleokimia 11,326 juta ton terdiri dari fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,12 juta ton, gliserin 883.700 ton, metil ester 1,93 juta ton dan soop nodle berjumlah 1,83 juta ton. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.