Dark/Light Mode

Jadi Panelis Di WEF Davos, Bahlil Minta Dunia Adil Hitung Nilai Karbon

Selasa, 24 Mei 2022 16:20 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Antara)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menghadiri sesi panel dalam World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2022 bertajuk "Unlocking Carbon Markets", di Davos, Swiss, Senin (23/5). Sesi ini berbicara tentang hal yang diperlukan dalam pembiayaan pasar karbon (carbon market financing) untuk mempercepat transisi ke ekonomi tanpa emisi yang ramah lingkungan.

Di forum ini, Bahlil berbicara tentang kebijakan pasar karbon di Indonesia terkait dengan pengurangan emisi karbon. Mantan Ketua Umum HIPMI ini menjelaskan, kondisi objektif setiap negara yang berbeda.

Menurut Bahlil, saat ini regulasi global terkait investasi di pasar karbon belum cukup adil. Harga karbon yang bersumber dari negara maju jauh lebih baik dibandingkan dari negara berkembang, bahkan termasuk negara-negara yang memiliki sumber daya alam untuk menghasilkan karbon.

Baca juga : Fadel Muhammad Minta Mahasiswa Lebih Kritis Tanggapi Kondisi Bangsa

“Ketika ini tidak mampu kita mediasi dan mitigasi secara baik, saya tidak menjamin rakyat sekitar hutan akan memelihara hutan. Dan negara berkembang belum punya cukup kapital untuk melakukan investasi hal ini. Karena itu, kita butuh kolaborasi yang baik. Kita ingin melahirkan produk yang hijau, tetapi kita juga ingin suatu kolaborasi yang saling menguntungkan dalam rangka investasi,” ungkap Bahlil, seperti keterangan yang diterima RM.id, Selasa (25/5).

Bahlil menjelaskan, Presiden Jokowi memiliki komitmen untuk memasuki era zero emission pada 2060, yang akan mulai dilakukan secara bertahap. Bahlil pun mengajak para investor untuk datang ke Indonesia dan berinvestasi.

“Saya undang teman-teman yang melakukan investasi ini. Seluruh perizinannya kami urus dengan perhitungan yang win-win. Tidak boleh ada standar ganda. Ketika ada satu upaya strategis standar ganda, di sini ada kegagalan kita semua. Dan harus fair, harus terbuka,” janji Bahlil.

Baca juga : Dewan Minta Anies Tampung Aspirasi Warga

Bahlil menjelaskan, salah satu fokus Pemerintah Indonesia saat ini yaitu mewujudkan ekosistem industri hilirisasi dalam rangka mendorong investasi hijau di Indonesia. Salah satunya ekosistem industri baterai listrik. Hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan membentuk tata kelola lingkungan yang baik. 

Selain itu, Pemerintah Indonesia telah melakukan pengelolaan kebun sawit dengan memperhatikan rekomendasi dari global. Tidak lagi menebang dan saat ini sedang diberlakukan moratorium penebangan hutan untuk menjadi kebun sawit.

“Pada saat kami melarang ekspor sawit, dunia berteriak. Kami, begitu baru menyetop sedikit ekspor batu bara, dunia juga teriak. Jadi, saya katakan, nggak boleh ada beda standarnya. Jadi, kalau kita mau, ayo duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Seluruh dunia sudah merdeka, tidak bisa lagi ada menyatakan dia lebih hebat dari negara lain. Karena ini persoalan dunia,” ujar Bahlil.

Baca juga : Sri Mulyani Masih Godok Aturan Pajak Karbon

WEF Annual Meeting merupakan pertemuan tahunan yang diadakan di Davos dengan mengundang tokoh dunia dari berbagai negara dan beragam industri untuk berdiskusi bersama menetapkan inisiatif dalam penyelesaian isu-isu global. WEF 2022 merupakan yang pertama diselenggarakan kembali sejak pandemi Covid-19 dengan mengangkat tema "Working Together, Restoring Trust".■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.