Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Atas Kertas, Ekonomi Sedang Manis-manisnya

Senin, 30 Mei 2022 07:36 WIB
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seperti kabar Covid-19 yang kini menggembirakan, begitu pula dengan kabar ekonomi kita yang terus membanggakan. Di atas kertas, data menunjukkan, ekonomi kita sedang manis-manisnya.

Lihat saja, akhir pekan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus ke level 7.000. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, ekonomi di kuartal I-2022 mampu tumbuh 5,01 persen. Mudah-mudahan, kondisi ini berdampak baik pada kenyataan di lapangan.

Pada perdagangan Jumat (28/5), IHSG ditutup di level 7.026,256. Angka ini naik 2,07 persen dibandingkan posisi hari sebelumnya. Jika dihitung dalam sepekan, IHSG mampu menguat 1,56 persen.

Baca juga : Touring Otomotif Mampu Gerakkan Ekonomi Daerah dan Promosikan Pariwisata

Dengan kondisi ini, dana asing pun mulai kembali membanjiri pasar saham domestik. Net buy asing mencapai Rp 1,39 triliun di pasar reguler. Adapun saham yang paling banyak dibeli asing adalah saham BBNI dan BBRI dengan net buy masing-masing Rp 233 miliar dan Rp 223 miliar.

Kondisi ini melengkapi membaiknya ekonomi Indonesia. Sebelumnya, BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 tembus 5,01 persen. Pertumbuhan positif ini tidak hanya terjadi di Jakarta dan kota-kota besar, tapi merata di semua wilayah. 

“Yang bagus dari pertumbuhan kuartal I ini adalah cukup merata di seluruh sektor di seluruh daerah,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca juga : Jokowi Sikat Mafia Tanah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan lebih baik dari China (4,8 persen), Amerika Serikat (4,29 persen), Jerman (4,0 persen) Singapura (3,4 persen), dan Korea Selatan (3,07 persen). “Kita hanya di bawah Vietnam yang 5,03 (persen),” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sayangnya, kondisi di lapangan menunjukkan kebalikannya. Harga-harga sejumlah barang kebutuhan pokok masih tinggi, lalu fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) masih marak.

Meski Lebaran sudah berlalu hampir satu bulan, harga barang kebutuhan pokok masih tinggi. Seperti cabe, bawang merah, telur, ayam, dan juga tentu minyak goreng alias migor. Hampir setiap hari emak-emak teriak mengenai kondisi ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.