Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

KTT G20 Jadi Momentum Pengembangan Mobil Listrik

Rabu, 1 Juni 2022 22:31 WIB
Mobil listrik Hyundai. (Foto: Ist)
Mobil listrik Hyundai. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diramaikan oleh kehadiran sejumlah kendaraan listrik berbagai merek serta model, termasuk bus, produksi pabrikan internasional.

Hyundai, misalnya, akan mengirim dua model premiumnya yakni Ioniq 5 dan Genesis G80. Mobil ini diperuntukakan untuk para petinggi negara di G20. Ioniq 5 merupakan mobil listrik pertama yang diproduksi di Indonesia dan peluncurannya dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu.

Untuk perhelatan ini, Hyundai menyiapkan 226 unit Ioniq 5. Seperti Hyundai, Toyota pun tak mau kalah. Pabrikan asal Jepang ini mengirim Toyota bZ4X yang akan tersedia dalam dua pilihan, yakni dengan tipe dengan penggerak roda depan atau FWD dan semua roda AWD.

Baterai mobil ini dapat terisi hingga 80 persen dalam 30 menit. Pengisian daya mobil ini juga dapat dilakukan menggunakan panel surya di atap mobil. Kabarnya mobil ini akan tersedia sebanyak 143 unit.

Baca juga : Pemkot Bekasi Siap Rogoh Kocek Rp 100 Juta Untuk Pembangunan Masjid Di Jati Murni

DFSK Gelora E Sokonindo Automobile juga akan menyediakan mobil boks listrik sebagai mobil operasional. Kedua varian Gelora E disebut akan digunakan pada KTT G20 dengan menyesuaikan kebutuhan.

Model minibus ini dinilai cocok digunakan sebagai kendaraan angkutan shuttle di lingkungan KTT G20 di Bali. Sementara Gelora E Blind van yang punya panjang kabin 2,63 m (luas 4,8 meter kubik) dapat diandalkan untuk meningkatkan kapasitas kargo dan digunakan untuk kebutuhan logistik, mengantarkan berbagai jenis barang yang dibutuhkan selama KTT G20.

Kehadiran kendaraan listrik ini sejalan dengan isu transisi energi dalam Presidensi G20. Penyelenggaraan dan kelengkapan pendukung acara sejalan dengan semangat yang tertuang dalam agenda prioritas forum tersebut.

Indonesia berkomitmen terus mengembangkan transisi energi dengan implementasi nyata pengembangan kendaraan listrik di masa depan. Salah satunya, dengan menghadirkan bus listrik Merah Putih yang akan digunakan selama kegiatan Presidensi G20.

Baca juga : OJK Perluas Edukasi & Pengembangan Akses Keuangan Di Kampus

Saat ini proses pembuatannya ditargetkan rampung pada Oktober 2022. Bus Listrik Merah Putih juga menjadi lanjutan dari bus listrik buatan PT INKA (Persero) bernama E-Inobus. Pengembangan bus ini melibatkan sejumlah perguruan tinggi.

Di antaranya ITS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Lima pabrikan Jepang, Toyota, Mitsubishi, Nissan, Isuzu, dan Fuso berkolaborasi dalam 'EV Smart Mobility', yaitu pengembangan ekosistem mobilitas elektrifikasi di Bali.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan Indonesia diyakini bisa menjadi pemain utama pada industri kendaraan listrik global. Hal itu dikarenakan berlimpahnya nikel, komponen utama baterai kendaraan listrik, di Tanah Air.

"Selain itu tentunya dukungan dari dunia internasional, karena mereka berkomitmen memberikan bantuan kepada Indonesia agar proses transisi ini bisa berjalan secepatnya," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Lewandowski Mau Hengkang, Mane Bakal Dipinang

Ia tidak memungkiri transisi menuju pemanfaatan EBT masih memiliki banyak pekerjaan rumah alias PR. Namun, melalui forum Presidensi G20 2022, Indonesia bisa mendorong komitmen mempercepat transisi energi melalui kebijakan yang bersifat progresif. "Kita mempunyai sumber energi yang cukup besar, terutama energi EBT, dan ini bisa kita optimalisasi," kata Mamit.

Mamit menjelaskan, saat ini Indonesia bahkan masih mengandalkan PLTU sekitar 65 persen sampai 70 persen sebagai sumber energinya.

"Nah bagaimana bisa memikirkan secara dini paling tidak mengurangi ketergantungan, dibutuhkan biaya yang cukup besar," tuturnya.

Oleh karenanya, Presidensi G20 Indonesia 2022 dikatakan Mamit bisa menjadi momentum untuk mendapatkan dukungan pendanaan memperlancar rencana pemanfaatan EBT.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.