Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

10 Impian untuk Kebangkitan Indonesia

Minggu, 22 Mei 2022 20:50 WIB
Pemikir kebhinekaan, Sukidi. (Foto: Istimewa)
Pemikir kebhinekaan, Sukidi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia sedang dalam bahaya. Prasangka, kebencian, dan permusuhan menandai arah baru perjalanan bangsa yang justru bergerak di luar impian Indonesia yang diimajinasikan secara kolektif oleh para pendiri bangsa. The Indonesian Dreams adalah ikhtiar bersama dalam rangka mengajak para pemimpin sekarang untuk memikirkan dan menjiwai kesadaran ke-Indonesia-an sesuai dengan impian pendiri bangsa. Indonesia perlu dikendalikan lagi dengan pertukaran ide demi kemajuan bangsa.

Demikian diungkapkan pemikir kebhinekaan, Sukidi, dalam wawancara dengan Budiman Tanuredjo, di kanal YouTube “Back To BDM”. “Saya menyebutnya sebagai Republik Ide, karena republik ini dibentuk dari satu kekuatan ide, impian, spirit dan cita-cita kolektif yang akhirnya membentuk Indonesia,” tegasnya.

Bagi Sukidi, impian para pendiri bangsa itu perlu terus digelorakan kembali. Karena para pemimpin sekarang kurang menjiwai spirit dan impian para peletak dasar republik ini.

Baca juga : Menkominfo: Semangat Harkitnas Relevan Untuk Presidensi G20 Indonesia

Ia menambahkan, warisan pemikiran brilian itu bukan proyek sekali jadi untuk selamanya. Melainkan “proyek bersama” yang terbuka untuk selalu diperbaiki menuju kesempurnaan. Karena itu, proyek ini menuntut setiap warga untuk berkontribusi, sekecil apa pun, demi kemajuan Indonesia.

Salah satu mimpi Indonesia yang diuraikan doktor Universitas Harvard, Amerika Serikat, itu ialah impian persatuan yang menjadi keprihatinan bersama akibat keterbelahan dan konflik sosial. Sukidi menilai, agenda persatuan ini memegang peran yang sangat penting dalam menyukseskan setiap agenda pembangunan nasional.

Sebaliknya, konflik dan permusuhan justru memporak-porandakan keutuhan bangsa ini. “Sebagus apa pun infrastruktur yang kita bangun, tetapi kalau warga negara bercerai-berai, maka bangunan infrastruktur itu tidak akan memberikan manfaat yang berarti buat kemajuan bangsa ini,” urainya.

Baca juga : Bupati Zaki Kenalkan Mobil Tanpa Awak Pertama Di Indonesia

Bagi Sukidi, spirit persatuan yang diwariskan para pendiri bangsa mesti selalu dijadikan “proyek bersama” untuk mengatasi kultur kebencian, keterbelahan sosial, dan permusuhan yang semakin memecah belah bangsa ini. Karena itu, bangsa Indonesia harus diingatkan tentang pentingnya apa yang disebut Budiman Tanuredjo sebagai “sistem peringatan dini” (early warning system) agar masyarakat tidak mudah terhasut, tercerai-berai, dan terkotak-kotakkan. “Kalau ini tidak segera kita atasi, kita akan menjadi bangsa yang gagal,” imbuhnya.

Kader Muhammadiyah itu juga merisaukan amanah keadilan yang tidak diwujudkan para pemimpin negeri, meskipun telah merdeka lebih dari 76 tahun silam. Kesenjangan di berbagai aspek kehidupan masyarakat menjadi bukti yang terang benderang tentang amanah para pendiri republik yang diabaikan. Keadilan dalam kelima Pancasila menjadi yang paling terabaikan hingga sekarang. “Kita tidak menunaikan keadilan yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa dan juga tidak mewujudkan amanah itu dalam kehidupan nasional,” ungkapnya.

Dalam menyelenggarakan negara, pesan Sukidi, para pemimpin mesti rela sepenuhnya untuk berkorban, menjalani hidup dengan prinsip kesederhanaan, dan menyelami penderitaan rakyat. Keteladanan moral dan etika bernegara yang telah ditunjukkan secara baik oleh Agus Salim, Soekarno, Hatta, dan Natsir, layak ditiru oleh para pemimpin masa kini. Dengan kesadaran penuh, mereka memilih hidup sederhana dan mendedikasikan pikiran, hati, dan tenaganya untuk mengabdi sepenuhnya demi rakyat dan negara tercinta. Bagi Sukidi, kemajuan sebuah negara tidak diukur dari kesejahteraan para penyelenggara negara, tetapi justru ditentukan oleh kesejahteraan rakyatnya.

Baca juga : Pemberdayaan Perempuan Langkah Strategis Wujudkan Kebangkitan Nasional

Persatuan dan keadilan adalah sekadar dua dari sepuluh impian Indonesia yang ditawarkan Sukidi dengan merujuk kepada pikiran dan keteladanan moral para pendiri bangsa. Ia menawarkan 10 Impian Indonesia (The Indonesian Dreams) sebagai ikhtiar untuk menghormati warisan pemikiran dan keteladanan hidup para pendiri bangsa.

Sepuluh impian Indonesia itu meliputi impian kebhinekaan (dream of diversity), impian ketuhanan (dream of divinity), impian gotong royong (dream of togetherness, cooperation, and mutual assistance), impian kebebasan (dream of freedom), impian kemanusiaan (dream of humanity), impian persatuan (dream of unity), impian keadilan (dream of justice), impian kesetaraan (dream of equality), impian kesejahteraan (dream of welfare), dan impian demokrasi (dream of democracy).■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.