Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Harkitnas, Momentum Bangun Kebanggaan Nasional Untuk Lawan Intoleransi
Jumat, 20 Mei 2022 23:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Semangat nasionalisme pada Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menandakan rumusan identitas kebangsaan yang tidak terikat oleh fanatisme suku, etnis, dan kepentingan sekterian lainnya. Di era sekarang, nasionalisme dan menjadi Indonesia seutuhnya terlihat mulai luntur dengan masuknya paham transnasional. Karena itu, perlu terus dibangun rasa kebanggan nasional kepada seluruh anak bangsa.
Mantan Wasekjen PBNU KH Adnan Anwar mengatakan, peringatan Harkitnas haruslah menjadi momen membangun kebanggaan nasional. Hal ini merupakan salah satu cara agar masyarakat tidak terperangkap pada imajinasi liar membentuk negara agama yang diyakini kelompok radikal.
”Harus ada kebanggaan nasional. Semua warga bangsa, utamanya kaum milenial, harus memperkuat jati diri ke Indonesiaannya. Bahwa Indonesia ini memiliki peradaban yang sangat maju dan mampu mengelola perbedaan serta bisa mengelola berbagai macam tantangan,” ujar Adnan, di Jakarta, Jumat (20/5).
Baca juga : Dorong Percepatan Dana Untuk TNI, Moeldoko Peduli Prajurit
Ia melanjutkan, di samping membangun kebanggan nasional, peringatan Harkitnas harus bisa menjadi momentum agar semua warga bangsa sentiasa menyuntikkan spirit nasionalisme dan patriotisme di hati sanubari anak bangsa. Seperti di masa lalu, kaum muda berani membuang ego sektoral dan sentimen primordial demi memperjuangkan kepentingan yang lebih besar, yakni kemerdekaan bangsa.
Dia melanjutkan, akhir-akhir ini, praktik intoleransi, radikalisme, dan terorisme membuat relasi keagamaan dan kebangsaan merenggang. Ideologi transnasional bertopeng agama telah menyumbang andil pada lunturnya nasionalisme.
Untuk itu, Adnan mengingatkan, kebanggaan terhadap nasionalisme bangsa harus dimunculkan. Membesarkan bangsa lebih baik daripada mencari pilihan ideologi lain yang belum terbukti bisa menghasilkan kemaslahatan atau kebaikan.
“Kita juga harus selalu mensyukuri atas peran dari para founding father, yang mampu melahirkan sebuah negara besar dengan tingkat keragaman paling kompleks, yang masih eksis dan paling aman. Kita perlu mewujudkan rasa syukur dan bangkit bahwa negara kita adalah yang terbaik di antara negara yang lain yang sedang berkonflik,” tuturnya.
Dalam hal ini, menurutnya, diperlukan peran dari para tokoh agama dan masyarakat guna untuk mendorong umat bangkit melawan ancaman nyata intoleransi, ekstremisme, dan radikalisme dengan membawa dakwah yang menyejukkan. “Tokoh agama harus mampu memberikan penerangan dan pengertian hingga level grassroot dalam melawan intoleransi, ekstremisme dan radikalisme,” ujarnya.
Terlebih, Indonesia adalah negara yang berbasis agama terbesar di dunia. Masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama yang taat dan setia menjalankan syariat agamanya, dan tokoh agama dipandang masyarakat sebagai orang yang harus diikuti dan dijadikan panutan.
Baca juga : Hari Kebangkitan Nasional, Denny JA Luncurkan Website Berisi 300 Karyanya
Tidak hanya itu, para tokoh agama atau tokoh masyarakat perlu memperkuat forum kerukunan lintas agama dan lintas kultur di semua tingkatan masyarakat. Seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) perlu diperluas dan diperkuat kualitas dialognya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya