Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dipercaya Kelola Dana Pensiun BUMN

IFG Patuhi GCG Ya, Biar Nggak Kayak Jiwasraya

Sabtu, 4 Juni 2022 07:30 WIB
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berbicara pada acara Indonesia Financial Group (IFG) International Conference 2022 di Jakarta, Senin (30/5/2022). (Foto: Dok. IFG).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berbicara pada acara Indonesia Financial Group (IFG) International Conference 2022 di Jakarta, Senin (30/5/2022). (Foto: Dok. IFG).

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Asuransi Penjaminan, dan Investasi atau IFG (Indonesia Financial Group) akan mengelola dana pensiun (dapen) seluruh BUMN. Holding itu diwanti-wanti tak mengulangi kasus Jiwasraya dan Asabri.

Analis senior bidang Perasuransian serta Arbiter Badan Mediasi & Arbitrase Asuransi Indonesia, Irvan Rahardjo menuturkan, IFG harus mampu mengelola dana jumbo dengan baik jika nanti mengelola dapen BUMN.

Menurutnya, terdapat berbagai risiko yang harus dicermati industri asuransi dan dana pensiun dalam mengelola dana jangka panjang. Risiko-risiko itu di antaranya capital loss, likuiditas emiten, dan perusahaan yang memutuskan untuk delisting (default).

Baca juga : Partai Buruh Janji Nggak Sakiti Rakyat

“Ini menyangkut kewajiban jangka panjang bagi peserta. Dananya pun tak kecil. IFG harus mencermati berbagai celah yang berpotensi menyebabkan kerugian,” imbuhnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia menilai, IFG dapat mencegah risiko pertama dengan kebijakan perdagangan saham atau rencana investasi yang matang. Selanjutnya, risiko kedua dan ketiga yang berkaitan dengan kebijakan investasi, harus didasari dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

Irvan berharap, IFG dan regulator dapat mengambil pelajaran dari kasus Jiwasraya maupun Asabri. Perusahaan dituntut patuh terhadap peraturan dan perundangan, serta menjalankan prinsip GCG.

Baca juga : Jika Diolah Dengan Baik, FABA Bisa Bawa Banyak Manfaat

Sebelumnya, Kementerian BUMN menunjuk IFG sebagai pengelola dapen, dengan harapan agar isu investasi yang bermasalah tak terjadi lagi di masa depan seperti yang dialami Jiwasraya maupun Asabri.

“Rencana itu tengah didiskusikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Salah satu pilihannya, mungkin digabungkan di dalam pengelolaan Bahana TCW atau IFG,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam Konferensi Pers IFG Conference 2022 di Jakarta, Senin (30/5).

“Itu yang kami rencanakan. Sekarang kan dapen Bank Mandiri sendiri, BRI sendiri. Bukan dapennya yang digabungkan ya, tapi pengelolaan investasinya,” jelas pria yang akrab disapa Tiko ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.