Dark/Light Mode

Harga Komoditas Energi Meroket

Pemerintah Putar Otak Tambal Kekurangan Anggaran Subsidi

Minggu, 5 Juni 2022 06:30 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto : Dok. Kementerian Keuangan).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto : Dok. Kementerian Keuangan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Meningkatnya harga komoditas energi di pasar global membuat subsidi energi yang dibiayai Pemerintah melonjak drastis. Pemerintah pun harus putar otak supaya subsidi energi tetap bisa berjalan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, realisasi belanja subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas elpiji sampai April 2022 sudah tembus Rp 34,8 triliun. Jumlah realisasi ini naik 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 23,2 triliun.

“Tingginya belanja subsidi en­ergi juga karena ada percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi tahun lalu. Selain itu, ada kenaikan volume penyaluran barang bersubsidi pada April 2022,” ujar Ani-sapaan akrab Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTA) secara virtual, Senin (23/5).

Ani mengakui, berbagai sub­sidi ini penting untuk terus disalurkan meski beban keuangan negara semakin berat. Dia menyebut, inflasi domestik berpotensi naik lebih tinggi apa­bila kenaikan harga komoditas global sepenuhnya terjadi ke­pada harga-harga domestik.

Baca juga : Syarief Hasan Imbau Pemerintah Transparan & Akuntabel Kelola Anggaran

“Agar itu tidak terjadi ke harga domestik, Pemerintah perlu menyiapkan dana ekstra untuk me­nambal kenaikan harga,” ujar Ani.

Menurutnya, pada April 2022 realisasi subsidi BBM dan elpiji sudah sebesar 44,8 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Oleh karena itu, Kementerian Keuangan mengusulkan tam­bahan anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi dalam APBN 2022.

Menurut Ani, usulan tersebut telah disetujui oleh Badan Ang­garan DPR pada Kamis (19/5).

Baca juga : Pemerintah Dan DPR Sepakati Tambahan Anggaran Operasional Haji 1443 H

“Alokasi subsidi energi ditambah menjadi Rp 74,9 triliun. Khusus BBM sebesar Rp 71,8 triliun dan listrik Rp 3,1 triliun,” ujar Ani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memastikan, Pe­merintah terus melakukan akselerasi kebijakan keuangan untuk menjaga APBN tetap kondusif di tengah tekanan global saat ini.

Selain meminta tambahan ang­garan subsidi, upaya lain yang dilakukan Pemerintah dengan memangkas anggaran belanja seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) tahun anggaran 2022.

Dana yang didapat dari hasil pe­mangkasan ini nantinya dijadikan dana cadangan yang bisa diguna­kan ketika kenaikan harga komodi­tas energi global menyebabkan belanja subsidi melonjak.

Baca juga : Cegah Heat Stroke, Jemaah Haji Harus Banyak Minum, Jangan Tunggu Haus

Mekanisme pencadangan ini di­lakukan K/L sebesar Rp 24,5 triliun dari anggaran belanja barang dan belanja modal yang belum direalisasikan atau dikontrakkan.

“Namun dana yang dialokasi­kan Kementerian atau Lembaga untuk pencadangan tersebut bukan diambil dari belanja pri­oritas,” sambungnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.