Dark/Light Mode

Menteri Teten Tegaskan Koperasi Peternak Susu Harus Bermitra Dengan Offtaker Industri

Selasa, 7 Juni 2022 14:14 WIB
Foto: dok. Kemenkop UKM
Foto: dok. Kemenkop UKM

 Sebelumnya 
Tak hanya itu, dengan menghubungkan antara peternak susu sapi koperasi sebagai offtaker produk, serta offtaker industri, KemenKopUKM mengombinasikan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM maupun dengan perbankan. Di mana porsi pembiayaan UMKM perbankan akan dinaikkan menjadi 30 persen pada 2024.

"Melalui cara ini, diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu dalam negeri," ucapnya.

Peran koperasi sebagai offtaker pertama sambung Menteri Teten, guna memastikan produksi susu peternak mendapatkan kepastian pasar dan peternak dimungkinkan untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi dari peningkatan kualitas susu yang disetor, serta meningkatnya transparansi yang akan meningkatkan kepercayaan peternak kepada koperasi.

Di sisi lain, Nestlé akan mendapatkan susu yang berkualitas berdasarkan standar yang ditetapkan sebelumnya. Selain susu, pihaknya mendorong produk-produk lainnya yang dihasilkan koperasi dan UMKM dapat masuk ke dalam rantai pasok di sektor swasta.

"Sudah terbukti, pendampingan yang dilakukan Nestlé kepada para peternak sapi, sangat berdampak positif baik bagi perusahaan dan para peternak," kata Menteri Teten.

Transfer teknologi dan skill manajemen, serta kepakaran lainnya menurut Teten, dapat dilakukan perusahaan-perusahaan besar melalui program inkubasi dan pendampingan kepada koperasi dan UMKM.

Baca juga : Imun Kuat, Hidup Bahagia Dan Kerja Makin Produktif

"Kami percaya, dalam skala makro maupun mikro, kolaborasi pemerintah dan sektor swasta perlu dikembangkan, guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Khususnya dalam hal pemberdayaan koperasi dan UMKM," katanya.

Instalasi Boiler Biomassa

 Dalam kesempatan yang sama Menteri Teten juga mengunjungi Instalasi Boiler Biomassa milik Nestlé.

Ia mengapresiasi acara Peresmian Perluasan Kapasitas Produksi dan Boiler Biomassa, sebagai upaya sektor swasta dalam mendukung pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja, penggunaan bahan baku dalam negeri, dan komitmen dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan Indonesia melalui pembangunan Biomass Boiler.

Menurut Teten, komitmen Nestlé Indonesia sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) dalam membantu lebih dari 50 juta anak hidup lebih sehat, membantu memperbaiki taraf hidup lebih dari 30 juta keluarga di berbagai kelompok masyarakat dalam ekosistem perusahaan tersebut, berupaya mencapai zero evironmental impact, sehingga menciptakan manfaat bersama.

"Isu perubahan iklim dunia yang menjadi concern Nestlé dapat terjawab dengan diresmikannya proyek boiler biomassa, yang merupakan energi alternatif dapat mengurangi misi gas rumah kaca mengubah sekam padi atau gabah menjadi energi. Hal ini dapat mengurangi penggunaan energi fosil yang sewaktu-waktu dapat habis," ujarnya.

Baca juga : Smartfren Luncurkan Kartu Perdana Gaming Bersama Genesis Dogma dan Infinix

Tahun ini perusahaan itu akan mengikuti tema pencapaian Dairy Net Zero yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca oleh industri susu selama 30 tahun ke depan. Tema tersebut juga menandai perlunya meningkatkan pengelolaan limbah di sektor susu, agar industri ini lebih berkelanjutan.

Sementara, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hingga saat ini, Nestlé telah melakukan investasi di Indonesia lebih dari Rp4,6 triliun.

Diharapkan hal ini terus akan meningkat jumlahnya di Indonesia. Selain itu, penambahan kapasitas pabrik susu MILO, semakin meningkatkan pengolahan produk dalam negeri hingga 100 persen oleh Nestlé.

"Ini semakin memperbesar penyerapan susu di kalangan peternak sapi yang ada di Karawang. Sehingga perlu pertimbangan juga untuk ekspor. Pemerintah terus mendorong keterlibatan UMKM lebih banyak lagi dalam ekonomi Indonesia. Saya juga berharap, Government Procurement (Pengadaan Barang dan Jasa) hingga Rp400 triliun, bisa beli susunya dioptimalkan ke UMKM," ucapnya.

Sementara pembangunan instalasi Boiler Biomassa Nestlé juga mendorong penyerapan gabah petani, sehingga mengurangi signifikan efek rumah kaca.

"Kapasitas Boiler Biomassa ini mencapai 8.800 ton sekam padi per tahun dari petani," kata Menteri Luhut.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan Pancasila Harus Jadi Jalan Hidup Bangsa Indonesia

Presiden Direktur Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menambahkan, sejak berdiri pada 1971 di Indonesia, pihaknya turut mendorong pembangunan serta keberlanjutan ekonomi Tanah Air.

Dengan meresmikan di pabrik di Karawang ini, terutama dalam memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi, Boiler Biomassa ini menjadi bahan bakar pabrik, menghasilkan EBT (Energi Baru Terbarukan) yang ramah lingkungan.

"Dipastikan investasi ini 100 persen diproduksi di Indonesia dan mendukung program pemerintah Bangga Buatan Indonesia. Ke depan, peningkatan produksi kami guna ekspor ke negara lain," ujarnya. -■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.