Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Koordinasi Otoritas Fiskal Dan Moneter Kudu Makin Erat

Inflasi Gerus Pendapatan Dan Upah Rakyat Miskin

Kamis, 16 Juni 2022 06:30 WIB
ilustrasi inflasi. (Foto : Istimewa)
ilustrasi inflasi. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengendalikan inflasi memang nggak gampang. Perlu koordinasi erat antara otoritas fiskal dan moneter. Koordinasi yang baik jadi kunci inflasi lebih terjaga dan terkendali.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inflasi sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan mencapai 4,2 persen.

Menurutnya, prediksi inflasi ini sedikit di atas sasaran, na­mun inflasi inti dan ekspektasi inflasi masih bisa terkendali di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. Inflasi tahun 2023 juga diperkirakan di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.

Baca juga : Kemenkeu Puji Sektor Pertanian Turut Kendalikan Inflasi Dan Tekan Pengangguran

“Koordinasi fiskal dan moneter yang erat, tidak berdampak signifikan ke inflasi dalam negeri,” kata Perry dalam seminar bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, yang digelar Institute for Development of Economics and Finance di Bali, kemarin.

Perry mengatakan, dalam menyikapi kenaikan harga energi dan pangan, Pemerintah te­lah mendapat persetujuan dari DPR untuk menaikkan subsidi. Khususnya bagi premium, die­sel, listrik, LPG dan meningkat­kan bantuan sosial.

Pada tahun ini, BI juga ikut berpartisipasi dalam pembiayaan APBN. Sehingga, Bank Sentral juga ikut membeli SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp 224 triliun untuk pembiayaan biaya kesehatan dan kemanusiaan.

Baca juga : Ada One Way Di Tol, Jalan Arteri Karawang Dipadati Kendaraan Arah Jakarta

Menurutnya, dana tersebut juga dapat digunakan Pemerintah untuk membiayai pendanaan subsidi.

Dengan upaya tersebut, Per­ry menilai, Pemerintah mampu meredam dampak dari kenaikan harga energi dan komunitas global terhadap inflasi dalam negeri.

“BI ikut berpartisipasi dalam pembiayaan tahun ini. Sedangkan di fiskal, meningkatkan subsidi, sehingga tidak semua kenaikan harga energi dan ko­moditas dunia berdampak pada inflasi dalam negeri,” jelasnya.

Baca juga : Konsolidasi Nasional, Pimpinan Fraksi PKS Sepakat Perjuangkan Hak-Hak Rakyat

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Rachbini menyarankan, agar Indonesia meningkatkan kerja sama global dalam diplomasi ekonomi mela­lui Kementerian Luar Negeri. Ini penting untuk mengatasi inflasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.