Dark/Light Mode

Harga Komoditas Pangan Mulai Naik

Pemerintah Kudu Cepat Tangani Supaya Kenaikannya Nggak Liar

Minggu, 21 November 2021 06:40 WIB
Ilustrasi sembako. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi sembako. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga sejumlah komoditas pangan mulai memperlihatkan tren kenaikan menjelang libur akhir tahun. Kondisi ini tentu membebani masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah yang terdampak pandemi Covid-19.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyatakan, selain minyak goreng dan telur ayam ras, harga beberapa bahan pangan mulai ikut-ikutan naik sebelum waktunya.

“Saat ini cabe rawit merah, cabe rawit hijau sampai cabe keriting sudah ikutan naik. Daging sapi juga sudah mulai tinggi. Sebelumnya, minyak goreng dan telur sudah melambung lebih dulu,” kata Mansuri kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta, Jumat (19/11), untuk harga minyak goreng masih di atas Rp 20 ribu per liter atau Rp 18.998 per kilogram (kg), jauh di atas harga normal di Rp 14 ribu per kg.

Baca juga : Pemerintah Tak Larang Mudik Tapi Sebaiknya Di Rumah Saja

Untuk cabe merah keriting, harganya juga melambung sampai Rp 46 ribu per kg. Padahal di saat normal, harganya cuma Rp 30 ribu per kg.

Harga cabe rawit hijau sudah di atas Rp 29 ribu per kg, jauh dari harga normal di kisaran Rp 25 ribu per kg.

Untuk telur ayam, belum beranjak dari Rp 25 ribu per kg. Sementara harga normalnya Rp 20 ribu per kg.

Sedangkan daging sapi segar harganya sudah Rp 129.239 per kg, naik dari harga normal di kisaran Rp 120-125 ribu per kg.

Baca juga : Pengusaha Setuju Kenaikannya Adil

Menurut Mansuri, kenaikan harga ini terjadi sebelum adanya peningkatan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kalau nanti permintaan meningkat, tentu harganya bisa makin naik.

“Harus ada penanganan dari pemerintah. Kalau tidak, harga jadi liar,” ujar Mansuri.

Selain antisipasi potensi kenaikan harga akibat melonjaknya permintaan saat Nataru, Mansuri juga meminta pemerintah mengantisipasi kenaikan harga pangan akibat cuaca ekstrem dan melesetnya prediksi panen raya untuk komoditas tertentu.

“Cuaca jadi risiko yang cukup besar saat ini. Sebab, di beberapa daerah cuacanya juga tidak menentu. Ini juga bisa mengacaukan jadwal panen, karena itu harus ada antisipasi pemerintah.

Baca juga : Nah Lho! Hakim Minta Pejabat Bank Panin Dijadikan Tersangka

Di tengah kondisi harga sejumlah bahan pangan yang naik tinggi, Mansuri mengatakan, saat ini masyarakat sudah mulai belanja ke pasar secara langsung.

Kondisi ini berdampak positif ke perekonomian khususnya bagi pedagang pasar tradisional. Karena itu, dia berharap pemerintah punya langkah penanganan yang cepat agar harga kebutuhan pokok ini bisa stabil.

“Alhamdulillah, walaupun belum normal 100 persen, kondisi jual beli di pasar relatif lumayan membaik,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.