Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pakar Energi UGM: Defisit Neraca Migas Semakin Menurun

Rabu, 10 Juli 2019 10:11 WIB
Fahmy Radhi
Fahmy Radhi

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam sidang kabinet pada Senin (8/7) Presiden Jokowi sempat menegur dua menteri yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Mereka ditegur akibat defisit Neraca Dagang Indonesia (NDI) pada periode Januari-Mei 2019 yang mencapai 2,14 miliar dolar Amerika .

Menanggapi itu, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, bawah defisit tersebut lebih kecil dibanding defisit periode sama pada 2018, yang mencapai 2,86 miliar dolar Amerika.

"Menurut data BPS 2019, pada Januari-Mei 2019, NDI  masih mengalami defisit sebesar 2,14 miliar dollar AS. Namun, defisit itu lebih kecil dibanding defisit periode sama pada 2018, yang mencapai 2,86 miliar dollar AS," kata Fahmy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/7). 

Baca juga : Bos Pertamina Sebut Impor Migas Sepanjang 2019 Turun

Ia menjelaskan, penurunan defisit itu lebih disebabkan oleh penurunan impor migas. Di mana penurunan total impor dalam NDI sebesar 9,2%, sedangkan penurunan impor Migas lebih besar mencapai 23,7%.

Adapun, penurunan impor migas menurut Fahmy, disumbang oleh turunnya impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah 1.766,5 juta dolar AS (43,74%), hasil minyak 1.043,1 juta Dolar Amerika (15,44%), dan gas 24,2 juta dolar Amerika (2,14%).

"Defisit neraca migas merupakan konsekuensi dari upaya menjadikan komoditi migas sebagai pendorong pembangunan, bukan penghasil devisa untuk APBN. Defisit ini juga terjadi di beberapa negara maju. Di antaranya, AS, Jepang, dan Korea Selatan.  Bahkan terjadi juga di beberapa negara penghasil minyak," ungkapnya.

Baca juga : Tekan Defisit, Indef Minta Penerimaan Cukai Digenjot

Lebih lanjut Fahmy mengatakan, bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan defisit neraca migas. Antara lain, Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan penggunaan B-20 dan B-30 yang diklaim sudah dapat mengurangi impor solar dalam jumlah besar.

"Kerja sama  Pertamina dengan Eni Italia, yang mengolah sawit menjadi bio solar dan avtur, tidak hanya  menghasilkan energi bersih untuk menurunkan impor migas, tetapi juga dapat mendongkrak harga sawit yang sedang terpuruk. pembangunan kilang minyak Pertamina dan pembelian crude oil dari kontraktor di dalam negeri juga untuk mengurangi impor BBM dan minyak mentah yang diolah di kilang dalam negeri," kata Fahmy.

Selain itu, Fahmy menambahkan, pengembangan mobil listrik juga untuk mengurangi impor BBM, disamping menggunakan kendaran yang bersih lingkungan. 

Baca juga : Tekan Defisit, Jokowi Minta Para Menteri Genjot Ekspor

"Sayangnya, Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur Kendaraan Listrik hingga kini belum juga terbit. Padahal sudah banyak investor mobil listrik yang menyatakan komitmennya untuk membangun manufaktur mobil listrik di Indonesia, tetapi para investor itu masih menunggu kepastian Perpresnya,"jelasnya.

Sejatinya, kata Fahmy bahwa impor migas itu turut menyumbang defisit NDI, tetapi perlu diingat bahwa proporsi impor migas pada NDI hanya sebesar 13% dari total impor. Sedangkan penyebab terbesar defisit NDI sebesar 2,14 miliar dolar Amerika adalah penurunan surplus non-migas sebesar 28,3 persen, sedangkan penurunan defisit migas mencapai 26,6%.

"Hasil dari berbagai upaya untuk menurunkan impor Migas memang tidak bisa instan. Butuh waktu untuk dapat menurunkan impor migas. Namun, data menunjukkan bahwa upaya tersebut sudah menampakan hasil dengan penuruan defisit migas hingga mecapai 26,6%,” tandasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.